Rabu 07 Aug 2019 16:32 WIB

Peta Kuno di Istana Topkapi yang Bikin Kagum Sejarawan

Peta tersebut menampilkan pulau Antartika, wilayah yang belum ditemukan hingga 1818.

Era Dinasti Ottoman.
Foto: Aksitarih.com
Era Dinasti Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di akhir keruntuhannya, Utsmaniyah digegerkan kehadiran peta berusia ratusan tahun. Para sejarawan dibuat kagum dengan peta yang terbuat dari kulit rusa 90x65 cm bertarikh Muharam 919 atau 9 Maret-7 April 1513.

Hasil analisis karbon menunjukkan, peta ini benar-benar dibuat pada 1513. Ini memang bukan sembarang peta. Peta ini menggambarkan garis pantai Amerika Utara dan selatan dengan pengukuran yang amat tepat. Peta itu juga menyajikan informasi yang sangat perinci mengenai Amerika, Samudra Atlantik, Benua Eropa, dan pantai-pantai Afrika yang belum pernah dijelajahi oleh para pengelana Eropa.

Satu lagi perkara yang membuat para pakar itu kagum adalah peta itu menunjukkan adanya Benua Antartika, suatu wilayah yang belum ditemukan hingga tahun 1818. Kemudian, mereka membandingkan jarak pantai timur Amerika dan pantai barat Afrika pada peta kuno itu dengan jarak yang sama pada peta termodern kala itu.

Sekali lagi mereka tercengang karena peta kuno menyajikan pengukuran yang sangat akurat. Mereka heran, bagaimana bisa orang yang hidup pada sekitar tahun 1500 membuat peta seakurat itu dengan perangkat teknologi yang tentu masih sederhana.  

Muhiddin Piri Reis adalah sosok di balik peta hebat itu. Ia adalah pelaut, laksamana angkatan laut Turki sekaligus kartografer Muslim terkemuka pada abad ke-16. Bagaimana dia membuat peta yang begitu akurat?

Dalam salah satu bukunya, ia tak segan mengakui bahwa peta itu dibuat berdasarkan 34 sumber yang berbeda-beda. Ada 20 peta dari zaman Alexander yang Agung,  delapan peta karya ahli geografi Muslim, empat peta Portugis, dan satu peta hasil karya Christoper Columbus.

Peta-peta itu kemudian 'disaring', dikaji ketepatannya, dan diubah sesuai dengan kepakaran Piri Reis di bidang kartografi. Akhirnya, jadilah satu peta dunia yang menakjubkan. "Di abad ini (saat ia hidup), tak ada peta seperti ini sebelumnya," katanya.

"Ini dibuat dengan cara menggabungkan keseluruhan peta menjadi satu skala peta, maka hadirlah peta yang benar dan dapat dipercaya," ujarnya. Peta pertama dunia yang paling lengkap ini kelak tak hanya bermanfaat bagi kekuasaan Turki Utsmani, tapi juga bermanfaat bagi seluruh penduduk dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement