REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascagempa berkekuatan 7.2 Skala Richter (SR) di 62 kilometer Timur Laut Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Ahad (14/7) lalu, tim relawan Rumah Yatim melakukan aksi tanggap darurat bencana. Tim menyalurkan bantuan langsung ke lokasi pengungsian yang berada di Desa Gane Luar, dimana desa itu merupakan desa terparah terdampak gempa.
“Kita memberi bantuan di Desa Gane Luar, karena desa ini merupakan desa terparah yang terkena dampak gempa. Di Gane Luar itu sekitar 80 persen rumah roboh, dan fasilitas umum,” kata relawan Rumah Yatim, Deni Rustandi, dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7).
Menurut keterangan Kolonel Impantri Endro Santoto, saat ini jumlah rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 2.671 unit. Dimana rusak beratnya yaitu 1.101 rumah, rusak sedang 876 rumah, dan rusak ringan 734 rumah, namun ini masih data sementara.
Sedangkan untuk data yang mengalami luka-luka yaitu sebanyak 149 orang, dan yang meninggal ada 14 orang pascagempa, namun bukan meninggal pada saat gempa atau terkena reruntuhan bangunan, tapi ketika saat di pengungsian. “Pada dasarnya sudah sakit dan berumur, karena yang meninggal rata-rata usia 80-90 tahun,” ucap Endro.
Endro mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang ikut terlibat dalam kegiatan tanggap darurat. “Kami dari TNI mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kita bisa lihat kegiatan tanggap darurat bencana ini dengan baik berkat sinergitas dari kita semua, pemerintah, TNI, Polri, relawan, dan semua yang ikut terlibat untuk membantu sodara-sodara kita di sini,” ungkap dia.
Rumah Yatim tidak menyerahkan bantuan langsung ke masyarakat, namun dikumpulkan dulu di posko karena sudah terorganisir. Kebutuhan logistik yang memang sangat urgent dibutuhkan oleh masyarakat, mulai dari selimut, makanan, tikar, dan terpal.
Deni menilai, saat ini bantuan logistik terbilang sudah cukup karena pemerintah daerah sudah siap menanggulangi. “Saat ini yang lebih urgent dibutuhkan oleh masyarakat selain dari pendampingan psikolog, trauma healing, kesehatan, adalah fasilitas umum,” tutur dia.
Adapun fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat di sana adalah toilet, dan rumah tinggal layak huni (Rutilahu) karena para korban masih mengungsi di pegunungan. Penyerahan bantuan ini dibawa dari Desa Saketa menuju wilayah Desa Gane Luar dengan menggunakan helikopter. Waktu yang ditempuh relawan sekitar 45 menit.
Tim Rumah Yatim mengakui kesulitan untuk menyalurkan bantuan secara langsung ke lokasi kejadian gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Karena gempa mengakibatkan kerusakan yang cukup parah.
Menurut Deni, kendala datang dari akses menuju lokasi yang sulit. Mengingat satu-satunya akses menuju ke lokasi yang terdampak gempa hanya menggunakan jalur laut. Dan yang membuat relawan sedikit kesulitan itu masalah transportasi yang susah untuk menjangkau wilayah-wilayah kepulauan Halmahera.
“Jadi kita itu harus naik helikopter dari Desa Saketa ke wilayah Desa Gane Luar. Selain itu, kita kesulitan sinyal, transportasi yang susah karena kondisi jalan yang rusak, dan benar-benar harus survive,” papar Deni.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat tim Rumah Yatim untuk menyalurkan dana yang berhasil dikumpulkan dari para donatur. Rumah Yatim menyalurkan bantuan pangan dan logistik.
“Alhamdulillah mudah-mudahan dana yang kita salurkan dari donatur ini bisa banyak membantu di Halmahera Selatan. Mudah-mudahan masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasanya, bisa kembali berkebun, anak-anak bisa sekolah lagi, dan mudah-mudahan pemerintah bisa membangun kembali rutilahu dan lain-lain,” kata dia.
Karena kegigihan tim, Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kusuba memberikan penghargaan kepada Rumah Yatim, atas peran serta dalam penanganan darurat bencana gempa bumi di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Penghargaan tersebut diberikan kepada Rumah Yatim di Posko Bencana di Desa Saketa pada Ahad (28/7).
“Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada semua yang terlibat dalam membantu aksi tanggap bencana di Halmahera Selatan, mulai dari BNP, TNI, Polri, dan semua relawan yang sudah berkontribusi,” tutur Bahrain.
Selain itu, Rumah Yatim juga mendapat penghargaan dari Komandan Korem 152/Babullah. Kolonel Impantri Endro Santoto, mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang ikut terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana gempa di Halmahera.