Rabu 24 Jul 2019 16:46 WIB

Mengenal Karya Al-Qifthi, Kitab Ikhbar Al-Ulama Bi Akhbar

George A Makdisi dalam bukunya Cita Humanisme Islam, cukup banyak mengutip al-Qifthi

Ilustrasi Ilmuwan Muslim
Foto:

Menurut Makdisi, al-Qifthi menceritakan seorang sastrawan yang juga penjual buku,  yaitu Abdullah al-Azdi. Toko buku al-Azdi yang ada di Baghdad, dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan oleh para sastrawan.

Di sana, perdebatan dan diskusi dilakukan lebih sering dibandingkan kelompok kajian ilmu lainnya. Al-Azdi yang juga merupakan kaligrafer, telah menyalin banyak karya sastra. Al-Qifthi bahkan memperoleh beberapa salinannya sebagai koleksi perpustakaannya, khususnya karya Abu Ubayd.

Karya tersebut berjudul Kitab al-Amtsal atau buku peribahasa. Al-Qifthi berkomentar, buku itu merupakan hasil suntingan terbaik yang pernah ia lihat. Menurut dia, para sejarawan bersaing untuk mendapatkan naskah yang disalin al-Azdi itu.

Selain itu, al-Qifthi memberikan informasi berguna terutama tentang metode penyalinan buku. Saat itu, belum berkembang teknologi percetakan sehingga jika sebuah buku disalin, akan melibatkan sejumlah orang dalam upaya tersebut.

Mereka adalah penulis buku, penyalin, dan orang yang mendengarkan dan menyaksikan pembacaan buku yang dilakukan penulis buku agar ditulis oleh para penyalin. Buku yang ada keterangan penulis, siapa yang menyalin, mendengarkan, dan menyaksikan penyalinan, dianggap asli.

Istilahnya adalah sertifikasi audisi sebuah buku. Dalam sebuah karya biografinya, al-Qifthi membahas penyalinan buku karya al-Qali, yang meninggal pada 967 Masehi, berjudul al-Maqshur wa al-Mamdud. Ini merupakan karya leksikografi tentang kata-kata yang ditulis dengan alif panjang atau pendek.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement