REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuskrip al-Qifthi, Kitab Ikhbar al-Ulama bi Akhbar al-Hukama yang ada di Escurial di Madrid, Spanyol, terdiri atas 500 halaman yang setiap halamannya memiliki 15 garis sarat dengan tulisan-tulisan kecil.
Al-Qifthi pun memiliki berlimpah informasi mengenai tradisi keilmuan yang berkembang sebelum atau pada zamannya. George A Makdisi dalam bukunya Cita Humanisme Islam, cukup banyak mengutip al-Qifthi dalam menjelaskan hal tersebut.
Misalnya, tentang lembaga pendidikan dasar, kelompok-kelompok kajian ilmu, hingga penyalinan buku. Al-Qifthi mengisahkan sahabatnya, Yaqut, yang merupakan alumnus sebuah lembaga pendidikan dasar atau maktab yang kemudian menjadi ilmuwan terkenal.
Menurut dia, sahabatnya itu sebelumnya adalah seorang budak Yunani yang dikirimkan oleh tuannya, seorang saudagar buta huruf, ke sebuah maktab untuk belajar menulis dan berhitung. Kemudian, ia bekerja pada tuannya sebagai pedagang dan penjual buku.
Setelah tuannya meninggal, Yaqut bekerja mandiri. Ia pun melanjutkan studinya di bawah seorang guru terkenal, Wajih al-Din al-Wasithi. Al-Qifthi mengungkapkan, pernah mendapatkan surat dari sahabatnya itu. Isi suratnya menunjukkan sahabatnya sangat andal dalam menulis.
Al-Qifthi yang dikenal pula sebagai budayawan, mengisahkan pengalaman-pengalamannya tentang berbagai kelompok kajian ilmu. Selain rumah dan tempat terbuka, ujar dia, toko buku juga sering digunakan sebagai pusat kegiatan ilmiah atau kelompok kajian ilmu.