REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Berenteng-renteng kopi kemasan terpajang di salah satu sudut masjid. Ada juga teh, sirup, susu, lengkap dengan dispenser. Siapa pun boleh menikmatinya tanpa bayar alias gratis.
Di sudut lainnya terdapat sekitar dua puluh kaca mata dengan berbagai ukuran. Itu disediakan bagi jamaah yang membutuhkan kaca mata saat ingin membaca Alquran maupun kitab yang terdapat di rak baca Masjid.
Ada juga berbagai jenis minyak wangi, dan perlengkapan ibadah seperti sarung, peci, mukena yang dapat digunakan jamaah saat hendak melaksanakan shalat.
Tak hanya itu terdapat juga area yang dilengkapi bantal dan tikar khusus untuk para musafir beristirahat. Itulah beberapa fasilitas yang ada di Masjid Jami Al Barokah Cirebon.
Sejak setahun lalu, masjid yang berada di Jalan Sukalila Utara, Kejaksaan Kota Cirebon itu telah menyediakan fasilitas-fasilitas itu bagi jamaahnya. Bahkan meski bangunannya sederhana, masjid ini dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga membuat suasana dalam ruangan menjadi sejuk hingga membuat nyaman jamaah yang beribadah.
“Kami menyediakan fasilitas-fasilitas ini bagi jamaah, bagi musafir, pedagang, bahkan kalau mereka mau mandi pun silakan. Kami sediakan sabunnya semuanya gratis dan kalau Jumat kita sediakan makanan tujuh ratus bungkus,” kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al Barokah, Al Marwi kepada Republika,co.id pada Senin (15/7).
Al Marwi mengatakan fasilitas-fasilitas itu merupakan program pengurus Masjid Al Barokah untuk membuat jamaah terutama pedagang dan musafir yang melintas agar nyaman dan betah berlama-lama berada di masjid. Pengadaan fasilitas-fasilitas itu berasal langsung dari kas yang dikelola pengurus masjid.
Menurut Al Marwi, masjid semestinya menjadi tempat yang nyaman bagi jamaahnya. Al Marwi pun berharap program masjid Al Barokah itu dapat menjadi program masjid-masjid khususnya yang ada di Kota Cirebon.
“Sekarang ini masjid banyak ditinggalkan, bahkan di kunci sehingga jamaah sulit masuk. Ada yang istirahat di pelataran Masjid pun diusir. Padahal pada masa Rasul itu masjid di buka 24 jam. Kita ingin orang-orang itu betah di majid, dan kita ini ada dana dari jamaah kenapa tidak diberikan lagi untuk jamaah,” katanya.
Masjid Jami Al Barokah mulanya hanya sebuah mushala yang didirikan oleh para pedagang di Jalan Sukalila Kejaksaan pada 2006. Seiring waktu, jamaah masjid ini pun semakin banyak.
Bahkan menurut Al Marwi jamaahnya sampai bergantian saat memasuki waktu sholat. Akhirnya pengurus Masjid memutuskan untuk memperluas bangunan dan menjadikannya Masjid.
Saat ini masjid Al Barokah pun sudah mampu menampung sekitar 200 jamaah. Pengurus Masjid pun berencana untuk meningkatkan bangunan masjid agar bisa menampung jamaah lebih banyak. Masjid ini pun aktif dalam kegiatan dakwah Islmiyah. Diantaranya yakni kajian keislaman setelah shalat Ashar dan pengajian bagi anak-anak.
Salah satu jamaah Al Barokah, Selamet (38 tahun) menilai fasilitas-fasilitas yang disediakan pengurus Majid Al Barokah telah membuat jamaah merasa nyaman berada di masjid. Terlebih bagi para pebecak yang beroperasi di sekitar Jalan Sukalila Kejaksan.
Para pebecak dapat beristirahat dan menikmati kopi sambil menanti waktu shalat tiba. “Yang sudah cape mbecak istirahat dulu di sini sambil nunggu dzuhur enak, jadi kan ngga ketinggalan juga zuhurnya,” katanya. Andrian Saputra