REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Namanya Ibu Yanti Sri Astutik. Ia merupakan salah seorang penerima manfaat program pemberdayaan ekonomi Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Ibu Yanti memiliki keinginan untuk berdaya begitu besar. Berbagai upaya ia lakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, salah satunya dengan membuka usaha menjahit.
“Islam ini agama yang mulia. Kita harus berusaha untuk mandiri, jangan sampai meminta-minta. Itulah pesan orang tua kami dahulu, maka saya berusaha sekuat tenaga bagaimana bisa mandiri, walau tak seberapa, asal jangan sampai menjadi peminta-minta,” ucapnya kala ditemui di kediamannya di Balikpapan, Sabtu (12/7).
Langkah itu ia pilih guna membantu sang suami, yang pekerjaan sehari-hari sebagai buruh harian dengan penghasilan tidak tetap. Kondisi tersebut tentu membuat kebutuhan sehari-hari Ibu Yanti tidak tercukupi. Terlebih sampai saat ini rumah harus sewa di daerah Karang Rejo Kota Balikpapan, Kaltim.
Meski demikian Ibu Yati selalu optimis. Bersama dua orang anak yang masih sekolah dan butuh biaya yang tidak sedikit, Ibu Yati ikhlas dan semangat bekerja keras demi kemandirian keluarga.
“Alhamdulillah, saya dikaruniakan keterampilan menjahit. Dengan itu, saya bisa membantu suami memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, perlengkapan menjahit masih sederhana, saya sangat berharap peralatan dan bahan-bahan untuk menjahit bisa lebih baik dan mencukupi,” ucap Ibu Yanti dalam rilis BMH yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/7).
Sesuai dengan semangat hidupnya, dimana ada kemauan di situ ada jalan, akhirnya pertolongan dari Allah perlahan menghampirinya.
“Awalnya bingung gimana mulainya. Ternyata ada tetangga yang membantu meminjamkan modal berupa mesin jahit baru senilai Rp 3 juta. Saya harus mencicil selama 10 bulan. Dari modal tersebut itu saya bisa mencicil dan selebihnya bisa menyisihkan untuk keluarga. Alhamdulillah,” tuturnya sumringah.
Luar biasanya lagi, sekalipun dalam situasi yang terbatas, ibu Yanti tetap ingin berbagi kepada sesama.
“Sebagai orang Islam saya ingin juga menolong orang lain. Dipikir-pikir apa yang bisa saya berikan kepada orang. Akhirnya ketemu jalan, jadi kalau ada pelanggan yang kondisi ekonominya juga terbatas, saya tidak mematok harga, bayar semampunya, yang penting ikhlas,” jelasnya.
Tidak berhenti di situ saja, Ibu Yanti juga ingin skil menjahitnya ditularkan kepada orang lain yang membutuhkan kemandirian keluarga.
“Kalau ada kesempatan, saya juga punya keinginan untuk memberikan pelatihan menjahit kepada siapa saja yang ingin belajar menjahit,” tegasnya.
Atas semangat dan motivasi yang tinggi untuk maju, Laznas Baitul Maal Hidyatullah (BMH) menguatkan dengan tambahan modal untuk pengadaan bahan-bahan kain dan jahit.
“Alhamdulillah, kami sampaikan banyak terima kasih kepada BMH atas bantuan modal pengembangan usaha, dengan bantuan ini saya sangat bersyukur bisa menambah kebutuhan usaha saya untuk mengembangkan usaha ini. Doanya ya, suatu saat saya bisa punya brand sendiri dengan jahitan di rumah ini,” ungkapnya.
Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Perwakilan Kalimantan Timur, Muhammad Rofiq menyatakan bahwa dana zakat yang disalurkan memang ideal diberikan kepada mereka yang terbatas namun punya semangat untuk maju.
“Fokus dana zakat BMH upayakan membangun peningkatan pembangunan manusia di antaranya melalui program ekonomi, sehingga ada sebagian mustahik yang dapat berubah menjadi muzakki. Ibu Yanti ini adalah salah satu sosok yang penting kita dorong untuk berdaya dan memberdayakan sesama,” tutur Rofiq.