Selasa 09 Jul 2019 22:37 WIB

UIN Bandung Kembangkan Konsep Rumah Moderasi Islam

Rumah Moderasi Islam bagian mengampanyekan Islam wasathiyah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud  (kedua dari kiri)
Foto: dok. UIN Bandung
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud (kedua dari kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Mahmud, menyatakan komitmen lembaganya untuk lebih implementatif dalam membangun gerakan moderasi Islam.

Secara fisik, fasilitas pendukungnya sudah dibangun di Kampus 3 Cileunyi, dan terus akan dikembangkan. Nantinya, akan ada miniatur Rumah Moderasi Islam di Jawa Barat yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota.  

Baca Juga

“Ini akan jadi ciri khas dan terobosan dari kami. Saat ini sudah ada dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebanyak dua lantai, Kementerian PUPR tiga lantai dan dalam proses dari Kabupaten Bandung yang dibangun di atas lahan seluas 20.854 m2,” ujar Prof Mahmud dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (9/7).

Dia menjelaskan, gerakan moderasi Islam tersebut merupakan bagian dari komitmen UIN SGD Bandung untuk menjadi agen penyebar gerakan Islam moderat di Jawa Barat, juga Indonesia.

Rumah Moderasi Islam, ujar dia, merupakan rumah besar bagi mahasiswa yang terpilih. Para mahasiswa ini akan diasramakan, dididik menjadi hafiz, ahli tafsir dan hadis, serta perangkat ilmu agama lainnya.  

"Mereka juga diajari untuk menguasai perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi, canggih di bidang iptek. Ulama zaman now yang moderat juga update dengan perkembangan dunia digital, itu cita-cita besar kita dan fasilitas pendukungnya alhamdulillah sudah siap,” lanjutnya.   

Merujuk pada prioritas pembangunan nasional dan kebijakan Kementerian Agama RI, kata dia, UIN Bandung bergerak aktif membangun moderasi keagamaan. 

Sejak awal kepemimpinannya, Rektor menegaskan komitmennya untuk fokus pada agenda moderasi Islam yang dibangun dengan berbagai wacana, diskusi dan lebih lanjut mempersiapkan sarjana ulama zaman now.

"Hulu ke hilir akan kita bangun semaksimal mungkin. Di hulu, ada wacana yang kuat dan kokoh, wacana moderasi Islam. Di hilir, kita akan lahirkan ulama zaman now dengan rumah moderasi Islam tersebut,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mahmud juga menegaskan bahwa di kalangan civitas akademika, terbangun semangat dan cita-cita menjadi pusat moderasi Islam di Jawa Barat.

"Jangan ragukan komitmen keagamaan dan kebangsaan kami. Bagi kami, NKRI harga mati itu adalah keharusan, bukan pilihan. Kami memiliki komitmen untuk menjadi garda depan membangun moderasi Islam. Mohon dukungannya dari semua pihak,” ujar Prof Mahmud.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement