REPUBLIKA.CO.ID, MOROTAI --Dai Tangguh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) di Morotai, Maluku Utara, Ustaz Hudri Yahya (50 tahun) tetap berdedikasi bagi bangsa dan negara dengan menekuni dunia dakwah. Baginya, tak ada kata gagal dalam dakwah. Sekalipun telah satu dekade menjalankan aktivitas dakwah dan sampai saat ini masih dalam banyak keterbatasan.
“Ini adalah karunia Allah kepada saya dan keluarga. Dalam dunia dakwah ini saya ditempa oleh-Nya, memang tidak mudah, tapi terasa ketenteraman hati karena memang agama yang kita urus. Meratap dan memohon kepada Allah menjadi sangat terasa dalam jiwa,” ucapnya di gubuk yang menjadi tempat tinggal ia dan keluarganya di Morotai.
Setiap hari ia aktif berdakwah dengan mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak dalam pendidikan nonformal. “Nilai Islam ini harus dikenal oleh umat Islam, terutama generasi muda. Karena nilai Islam merupakan dasar untuk membentuk pribadi yang bahagia dalam pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” imbuhnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/7).
Ustaz Hudri Yahya dalam pengabdiannya di dunia dakwah setiap hari mengajar secara suka rela kepada anak-anak dan masyarakat Desa Cucumare, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara.
Hal itu dilakukannya dengan penuh semangat dan istiqamah selama hampir 10 tahun. Padahal tempat belajar-mengajarnya jauh dari kata layak dan nyaman. Namun hal itu tak memudarkan semangat mereka – Ustaz Hudri maupun anak-anak dan masyarakat Desa Cucumare.
“Setiap kali menggelar kegiatan belajar-mengajar tersebut, beliau dan para muridnya hanya beralasakan spanduk bekas untuk tempat duduk dan tidak ada dinding untuk menutupi ruang belajar mereka,” terang Kepala BMH Perwakilan Maluku Utara, Arif Ismail.
Selain pendidikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dan kaum muda, setiap sore hari anak-anak menyambangi rumah belajar Alquran yang ia dirikan sejak 2009 untuk menuntut ilmu.
"Saya sangat senang bisa belajar mengaji di sini karena tidak ada tempat mengaji selain di tempat Ustaz Hudri. Ada di desa seberang, tapi sangat jauh untuk ke sana," ujar Riski (12 tahun), salah satu anak didikan Ustaz Hudri.
Dai Tangguh BMH di Morotai, Maluku Utara, Ustaz Hudri Yahya setiap hari mengajarkan Alquran kepada anak-anak Morotai.
"Sebelum saya ke sini, saya melihat anak-anak setiap harinya bermain sampai waktu sore. Jadi tidak ada anak-anak yang belajar Alquran, maka timbullah inisiatif mengadakan pendidikan Alquran di tempat yang sangat terbatas ini. Saya punya keyakinan, suatu saat pasti akan datang pertolongan Allah, sehingga tempat ini bisa menjadi cikal bakal berdirinya pesantren dan pusat pendidikan umat ke depan di Morotai ini,” ungkapnya dengan air mata yang perlahan membasahi pipinya.
Atas kiprahnya yang sedemikian rupa, Laznas BMH telah memberangkatkan Ustaz Hudri Yahya umrah dalam Program Umrah Dai BMH.
"Ke depan, insya Allah BMH akan kuatkan kiprah beliau dengan membangun masjid, rumah dai, dan fasilitas pendidikan umat lainnya. Semoga niat beliau untuk menegakkan pesantren yang baik di pulau terluar Indonesia bagian Utara ini dapat sama-sama kita wujudkan," tutur Arif Ismail.