Kamis 04 Jul 2019 08:00 WIB

Perkembangan Islam di Hungaria Berjalan Positif

Umat Islam di Hungaria diperbolehkan membangun Islamic Center.

Pemandangan Kota Budapest dari Citadella, puncak tertinggi di Budapest.
Foto: Dvi Shifa/dok pribadi
Pemandangan Kota Budapest dari Citadella, puncak tertinggi di Budapest.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dulu, Islam bahkan hampir tak punya suara di wilayah yang dijadikan negara komunis ini. Bahkan, wilayah ini masuk dalam pembantaian Muslim besar-besaran yang dilancarkan oleh Serbia.

Lebih memprihatinkan lagi, pada  2011 Hungaria hanya mengakui 14 kelompok agama. Islam tidak termasuk dalam daftar ini dan umat Muslim harus mendaftar untuk mendapatkan pengakuan resmi di bawah hukum yang berlaku pada tahun tersebut.

Baca Juga

Untunglah pada 27 Februari 2012, parlemen Hungaria mengubah undang-undang yang kontroversial itu. Organisasi keagamaan dimandatkan untuk memperluas daftar. Saat itulah Dewan Islam Hungaria mulai diakui secara resmi.

Perkembangan Islam di Hungaria terus berjalan positif. Bahkan pada 2013 ini, masyarakat Muslim Hungaria bisa dengan terbuka mengangkat ulama besar sebagai pemimpin agama mereka, yaitu Herzegovina dan Husein Kavazovi? Kedua ulama ini juga menjadi pemimpin Muslim di Bosnia.

Baru-baru ini, parlemen juga telah memberikan izin bagi umat Muslim untuk membangun Islamic center. Di dalamnya/ nanti juga akan dilengkapi dengan perpustakaan dengan sekitar 50 ribu buku.

Jejak peninggalan Islam di Budapest pun tinggal segelintir. Salah satunya adalah Makam Gul Baba, panglima perang dari Turki pada abad pertengahan yang gugur dalam pertempuran di Budim, bagian Budapest di sebelah barat.

Dulu, Budim yang awalnya hanya sebuah kota kecil berubah menjadi pusat kota yang sangat penting. Paling tidak, ada enam puluh masjid di sana yang dilengkapi dengan perpustakaan dan pemandian ala Turki. Beberapa di antaranya bertahan hingga sekarang dan dijadikan monumen.

Setelah peristiwa pengepungan Turki di Wina yang berlangsung pada 1683, butuh tiga tahun bagi tentara Austria untuk merebut kembali Budim. Penduduk Muslim yang mendiami tempat itu diusir atau disuruh berganti agama menjadi Katolik.

Hingga pada abad ke-19, Hungaria kembali banyak didatangi kaum Muslim, khususnya umat Muslim dari Bosnia yang menjalankan tugas kemiliterannya. Kaum Muslim ini akhirnya membuat sebuah komunitas di sana.

Umat Muslim yang masih punya hubungan dengan umat Muslim Bosnia ini tergabung dalam The Hungarian Islamic Community. Mereka juga punya masjid sebagai pusat ibadah, tapi tidak menggunakan kata "gereja" dalam nama masjid tersKetua komunitas tersebut, Zoltan Bolek, memperlihatkan masjid tersebut. Berbeda dengan masjid gereja Islam, masjid di sini telihat sangat sederhana dan tua. Sepanjang lorong menuju ke ruang utama dipenuhi dengan foto-foto. Ketika tiba di ruang utama, disediakan ruangan khusus bagi imam pertama yang memimpin masjid ini, seorang perwira militer Bosnia.

Bolek merasa nyaman tinggal sebagai Muslim di Budapest. "Warga Hungaria adalah masyarakat yang toleran," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement