REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ganda Pekasih
Menyantuni fakir miskin dan yatim piatu dengan mencukupi kebutuhan primernya, sandang, pangan adalah salah satu pintu kebaikan yang amat agung nilainya. Ladang amal ini, bila dijalani, dapat menggerakkan hati ke jalan Allah. Bila mengabaikannya, mereka berhadapan dengan ancaman Allah.
Firman-Nya, ''Adapun terhadap anak yatim, janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya.'' (QS Adh-Dhuha [93]: 9-10).
Karenanya, Allah sangat mengutuk dan mencela orang orang yang menzalimi orang miskin dan anak yatim, dan menyebut mereka sebagai pendusta agama. Lihat Alquran surah al-Ma'un ayat 1-3. Artinya, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin."
Tentang siksa bagi orang yang makan harta anak yatim, Allah berfirman, ''Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala.'' (QS An-Nisa' [4]: 10)
Dalam suatu hadis juga disebutkan, memakan harta anak yatim secara zalim termasuk salah satu dosa besar.
Rasulullah SAW bersabda, ''Jauhilah tujuh petaka yang membinasakan. Sahabat bertanya, ''Apakah itu ya Rasulullah?''
Beliau menjawab, ''Pertama, menyekutukan Allah (syirik), kedua sihir, ketiga membunuh seseorang yang diharamkan kecuali dengan hak, keempat memakan harta riba, kelima memakan harta anak yatim, keenam lari dari peperangan, dan ketujuh, menuduh wanita Mukmin melakukan penyelewengan (zina).'' (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Namun, di balik semua itu, mencintai anak yatim dan fakir miskin adalah salah satu bentuk mahabbatullah (cinta kepada Allah SWT). Karena itu, perhatian dan sayang kepada mereka sudah semestinya jauh dari unsur riya' dan cari perhatian.
Karena sesungguhnya, menyayangi anak yatim dan fakir miskin menguntungkan bagi kita dari sisi rohani. Mencintai mereka berarti menumbuhkan energi positif dalam diri kita. Dengan berbagi, nurani yang padam bisa bersinar kembali, egois dan kikir bisa tersembuhkan.
Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan, suatu ketika seseorang datang kepada beliau dan mengeluhkan masalah kerasnya hati.
Rasulullah SAW bersabda, ''Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin, dan santunilah anak yatim.'' (HR Imam Ahmad).
Semoga kita bukan seorang pendusta agama. Semoga masih ada ruang dalam hati kita untuk berbagi.