Ahad 19 May 2019 22:00 WIB

Sandal Wudhu Hingga Amsterdam

Kehadiran sandal wudhu terlihat rameh tapi bermanfaat besar.

Sandal Wudhu di Amsterdam, Belanda.
Foto: Dok Ustaz Khumaini Rosadi
Sandal Wudhu di Amsterdam, Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I )*

Kebersihan itu sebagian dari iman. Orang yang beriman pasti mencintai kebersihan. Kebersihan merupakan cara untuk memperoleh kesucian. Allah sangat mencintai orang-orang yang bersih dari dosa (Tobat) dan mensucikan dirinya. 

Sebagaimana tercantum di dalam surat al-Baqarah 2: 222 yang menjelaskan tentang darah menstruasi. Bahwa para suami dilarang mendatangi atau berhubungan dengan istrinya, ketika mengalami menstruasi. Tunggulah sampai menstruasi itu berhenti dan mandi sebagai tanda menghilangkan hadats besarnya. Setelah suci baru dibolehkan kembali para suami mendatangi istrinya.

Menjaga kesucian baik dari najis atau pun hadats merupakan bab pertama dalam fikih. Dalam kitab-kitab kuning klasik seperti fathul qorib, safinatunnajah, kifayatul akhyar, fathul muin, ianatut tholibin, dan lain-lain diletakkan pada bab pertamanya tentang bersuci. Sebelum jauh-jauh membicarakan shalat, puasa, zakat, dan haji, atau segudang masalah khilafiyah yang banyak terjadi di kalangan masyarakat, dalam ilmu fikih yang paling diletakkan pada bab terdepan adalah masalah Thoharoh.

Ini penting. Karena berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah yang dilakukan seorang Muslim. Terutama adalah ketika hendak melakukan shalat. Orang yang melakukan sholat harus belajar untuk mengetahui ilmu shalat, baik yang berkaitan dengan rukun sholat, sunah sholat, dan syarat sahnya shalat. Dan salah satu syarat sahnya shalat adalah thaharah. Bersih dari hadats dan najis.

Syarat sahnya shalat ada lima. Satu, suci dari hadats kecil dan hadats besar, dan ini bisa dihilangkan dengan wudlu, mandi, dan tayammum. Dua, suci badan, pakaian, tempat sholat dari najis. Tiga, sudah masuk waktu sholat. Empat, harus menutupi aurat, bagi laki-laki antara pusar sampai lutut, bagi perempuan seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangannya. Lima, menghadap kiblat.

Untuk menjaga kebersihan dari najis di badan, pakaian, dan tempat sholat salah satu caranya yang sederhana adalah dengan menggunakan sandal. Sandal khusus yang dipakai untuk berwudlu dan di kamar mandi saja. Sehingga ketika masuk masjid kaki terbebas dari najis atau cipratan najis dari kamar mandi. Apalagi di bulan Ramadhan ini, banyak sekali jamaah yang datang untuk sholat berjamaah ke masjid. Pastinya setiap mereka mau bersuci dari hadats kecilnya, ada juga yang mampir ke toilet untuk membuang najisnya.

Ternyata sandal wudlu yang viral di media sosial itu bukan hanya ada di Indonesia saja. Sandal wudlu itu juga sudah merambah sampai di Belanda, di Masjid al-Ikhlash Amsterdam. Pengurus masjid mendapatkan sumbangan sandal wudlu itu langsung dari jamaah atau donatur yang di bawa langsung dari Indonesia, dan tidak mau disebutkan namanya.

Dimulai dari sandal. Terlihat remeh namun bermanfaat besar untuk mencegah terikutnya najis ke dalam masjid melalui kaki kita. Mari sama-sama menjaga kebersihan masjid dari najis. Sebab gara-gara najis inilah, shalat yang kita lakukan mengakibatkan tidak sah. 

Semoga dengan sandal wudhu ini, dapat menjadi amal jariah buat donaturnya, dan dapat mencegah masuknya najis ke dalam tempat sholat kita. Dan sholat yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Amiin.

)* Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ichsan Bontang, Dai Tidim Jatman,  Dai Ambassador Cordofa, Do

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement