REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dompet Dhuafa melalui Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa) kembali mengadakan program Dai Ambassador dengan mengirimkan duta dakwah ke 16 negara dan melibatkan 29 Dai. 

Kordinator Dakwah Internasional Cordofa, Ustadz Hardy mengatakan, melalui program Dai Ambassador, Dompet Dhuafa ingin menjangkau segmen yang selama ini sedikit terabaikan. Padahal WNI kita yang berada di luar negeri juga butuh sentuhan agama, sementara ketersediaan seorang Ustaz sangat terbatas di negara tempat mereka berada.

"Dompet Dhuafa ingin mengimplementasikan kalimat yang terdapat dalam lagu Indonesia Raya, Bangunlah jiwanya,” kata dia. 

Pada tahun 2019 ini ada 29 Dai Ambassador untuk disebar ke 16 negara di 4 benua; Eropa, Australia, Amerika, dan Asia. Cordofa mewadahi aspirasi semua ormas yang ada di tanah air. Sehingga siapapun bisa berdiri di sini, tidak tersekat oleh bendera partai politik maupun ormas. Dan diharapkan para Dai Ambassador dapat membantu, menolong dan menjangkau siapapun tanpa sekat partai atau golongan apapun.

Dalam hal distribusi Ziswaf, prinsip yang dipegang oleh Dompet Dhuafa adalah bergilir dan bergulir, dan juga mengikut asas teritorial. Artinya penarikan dan distribusinya itu berdasar pada fikih lokal. Menurut Prof. Amin Suma, “kata al-Ma’ruf dalam konteks zakat itu diartikan sebagai kebijakan lokal”. Di sini tersirat bahwa lokalitas dan kearifan lokal menjadi acuan fiqih zakat yang dikelola Dompet Dhuafa.

Ramadhan tahun 1440 H ini DD melalui Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa) kembali meluaskan spektrum dakwahnya ke seluruh penjuru dunia dengan mengirim duta dakwah Internasional (Dai Ambassador). Program ini semakin mempertegas keberadaan Dompet Dhuafa sebagai lembaga dakwah. Tujuannya adalah ingin menjangkau masyarakat Indonesia yang sedang berada di luar negeri.

Ustaz Budy budiman

Dai Tidim Jatman

Dai Ambassador Cordofa,

Ikuti Whatsapp Channel Republika