REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sheikh Abdullah Quilliam dari Departemen Numismatikal Museum Inggris menyatakan bahwa ada ahli numismatik atau perkoinan yang menduga bahwa koin itu dibuat untuk para jemaat Kristen yang akan berziarah ke Palestina.
Dengan dibuat mirip dengan koin dinar, diharapkan uang itu mudah diterima di Timur Tengah sebagai alat pembayaran dan perdagangan yang diakui. Namun, Quilliam menolak pendapat ini karena jumlah peziarah Inggris ke Yerusalem sangat sedikit di masa itu.
Meski demikian, Quilliam mengakui banyak peziarah Kristen dari Eropa sepulangnya dari Palestina mampir ke Vatikan dan mereka akan memberikan koin emas sebagai sedekah kepada gereja. Sangat mungkin di antara koin emas yang dibawa para peziarah itu adalah koin dinar Abbasiyah yang dipergunakan secara luas di Suriah dan Asia Minor. Lewat cara itu pula kemungkinan Offa bisa mendapatkan koin emas dinar yang kemudian dikopinya.
Pendapat yang meyakini Raja Offa memeluk agama Islam tampaknya sangat bisa diabaikan karena tak ada bukti-bukti pendukungnya. Quilliam juga menolak pendapat ini. Apalagi, koin-koin Mercia lainya di masa Offa dicetak dengan lambang salib yang jelas menunjukkan orientasi keyakinan penguasa kerajaan itu.
Terlebih Keuskupan Canterbury yang mengangkat Offa sebagai raja juga punya hak mencetak uang koin. Di masa Offa berkuasa, Keuskupan selalu mencantumkan identitas mereka bersama identitas Offa dalam koin nya yang merupakan bentuk pengakuan atas kekuasaan raja. Tak mungkin keuskupan mengakui kekuasaan seorang raja lain agama.
Karena itu, pendapat yang paling masuk akal adalah bahwa koin itu memang dipergunakan untuk perdagangan. Alasannya, mata uang dinar Abbasiyah saat itu sudah banyak tersebar di Eropa dan digunakan sebagai alat tukar yang cukup dihargai, terutama di Eropa Selatan atau wilayah Mediterania yang berdekatan dengan Timur Tengah dan Afrika Utara yang merupakan wilayah ke kuasaan peradaban Islam.
Karena bentuknya mirip koin dinar, diharapkan uang itu mudah diterima di Eropa sambil memperkenalkan eksistensi Mercia dengan kalimat “Offa Rex” yang cukup jelas. Selain dinar, mata uang dirham yang terbuat dari perak juga banyak dipakai oleh orang-orang Eropa, terutama Bangsa Viking dari wilayah Skandinavia.
Produksi koin emas dan perak di masa Abbasiyah yang cukup maju membuat mata uang Islam itu menjadi mata uang yang mudah dite rima di berbagai wilayah dunia, ter utama di Eropa.