Jumat 03 May 2019 06:06 WIB

Doa Malaikat untuk Penjamu Tamu

Menyambut tamu adalah ajaran dan sunah para nabi yang sangat dianjurkan.

Adab bertamu/Ilustrasi

Tidak terasa pembicaraan hangat penuh makna membuat pemuda yang sedang musafir itu terlena dia tidak sadar hampir satu setengah jam dia berada di dalam rumah perempuan tua itu.

Ketika akan pamit karena hujan telah reda, perempuan tua itu melarang. "Tidak baik kalau Anda pulang dalam keadaan lapar. Mari kita makan, semua sudah tersedia," katanya.

Mendengarkan tawaran yang begitu bersahabat, pemuda itu terharu. Dia ingin mengetahui siapa yang memasak karena sejak pertama masuk, belum mengetahui siapa yang perempuan tua itu suruh-suruh. "Saya putra tunggalnya."

"Oh, terima kasih atas apa yang telah disediakan untuk saya. Perkenalkan nama saya Hatim ath-Tha'ai," katanya.

Setelah mengenalkan diri, Hatim ath-Tha'ai melongok sedikit dari mana dia mengolah hidangan semewah itu dari rumah yang tidak layak huni itu.

Hatim mengetahui kalau hidangan itu merupakan peliharaan mereka satu-satunya. "Bu, saya mengundang ibu dan putra ibu datang ke rumah. Saya ingin membalas kebaikan ibu," katanya.

Lalu, perempuan tua itu menjawab, "Saya menjamu Anda bukan untuk mendapatkan balasan. Tapi, semata-mata karena Allah SWT."

Hatim penyair dari Arab yang terkenal itu sangat kagum dengan kedermawanan perempuan tua itu. Dia tidak menyangka ada seorang perempuan miskin yang masih mau menjamu tamunya meski dalam keadaan susah.

Setelah Hatim melangkah pergi dari rumah perempuan tua itu, Hatim melihat dari rumah tidak layak huni itu terpancar cahaya dan terdengar banyak suara orang bershalawat.

Hatim merasa heran dan kembali lagi ke rumah perempuan tua itu untuk memastikan ada berapa orang yang bershalawat di rumah perempuan tua.

Baru saja akan melangkahkan kaki untuk kembali ke rumah perempuan tua itu, tiba-tiba langkahnya didahului oleh serorang yang belum dikenalnya lalu orang itu berkata, "Saya malaikat yang menjaga rumah perempuan tua itu."

Dijaga malaikat

Membaca kisah Hatim tersebut, mengingatkan kita dengan sejumlah riwayat tentang kehadiran malaikat di rumah mereka yang menjamu tamu sebaik-baiknya.

Tuntutan ini begitu melekat di generasi para salaf. Umar bin Khatab, misalnya, ia kerap memuliakan tamu. Ketika ia ditanya mengapa harus bersusah payah menjamu tamu, ia menegaskan, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Para malaikat berdiri di dalam rumah yang di dalamnya terdapat tamu, maka aku ( Rasulullah ) malu untuk duduk, sedangkan para malaikat berdiri. N c62 ed: nashih nashrullah.    

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement