Ketika akan menutup pintu yang terbuka oleh tiupan angin, tiba-tiba ada seorang pria berdiri di pinggir rumahnya sambil mengibas-ngibas baju dan rambutnya yang terkena hujan.
Melihat ada orang akan menutup pintu, pria yang semua bajunya basah itu menegur lebih dulu pada perempuan tua. "Bu, saya menumpang berteduh di sini ya," katanya.
Perempuan tua itu celingak-celinguk merasa ada suara yang ditujukan kepada dirinya. Suara yang dilontarkan dari pemuda tua itu terdengar samar-samar bagi perempuan yang sudah berusia 85 tahun.
"Memang kamu sedang berteduh di sebelah mana," tanya perempuan tua itu.
"Saya di samping sebelah kiri ibu," kataya.
"Oh, di situ tempat pembuangan air hujan, pasti kamu basah. Masuklah!" Pinta perempuan tua itu yang belum tahu seperti apa sosok pria itu.
Awalnya pemuda itu menolak, tapi karena terus dipaksa, akhirnya ia masuk juga. "Assalamualaikum, permisi!"
"Oh, kamu Muslim. Waalaikumussalam. Mari masuk, setiap Muslim kita semua bersaudara." Akhirnya pemuda itu melangkah masuk ke dalam.
Perempuan tua itu sudah mengambilkan minum air hangat. "Ini minum, lumayan untuk menghangatkan tubuhmu yang basah," kata perempuan tua itu.
Setelah semua peralatan rumah tangga yang menampung tetesan hujan digeser sedikit, perempuan tua itu memanggil putranya yang sedang sibuk membersihkan lantai dari tetesan air hujan.
"Cepat kau sembelih ayam, mungkin tamu kita belum makan," pinta perempuan tua pada putranya. "Baik Bu, segara saya kerjakan setelah ini."
Mendengar akan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dulu, perempuan tua itu sedikit protes. "Sudah tinggalkan pekerjaanmu itu, jangan biarkan tamu menunggu lama."
"Baik Bu, ini aku sedang mengambil pisaunya," katanya sambil mengerjakan apa yang dimita ibunya.