Selasa 30 Apr 2019 12:12 WIB

Diplomasi Umayyah: Jaga Perluasan Wilayah

Umayyah melakukan diplomasi guna mempertahankan kedaulatan dan stabilitas.

Damaskus, Suriah, pusat Daulah Umayyah (ilustrasi).
Foto: ucalgary.ca
Damaskus, Suriah, pusat Daulah Umayyah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa Dinasti Umayyah, praktik diplomasi pun kian meluas. Perjanjian Damai antara Daulah Umayah dan Kekaisaran Bizantium mewarnai perkembangan diplomasi internasional dunia Islam.

Baca Juga

Dalam buku berjudul, Legenda 4 Umara Besar, Kisah Seni Memimpin dari Penguasa Empat Dinasti Islam, Indra Gunawan Lc menulis tentang perjanjian damai antara kekhalifahan Bani Umayyah dan Kekaisaran Bizantium.

Perjanjian damai itu diawali dengan pertempuran panjang Khalifah pertama Bani Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan RA, melawan Kekaisaran Byzantium melalui sejumlah pertempuran laut.

Setelah pengepungan itu gagal, Muawiyah bin Abu Sufyan sepakat untuk mengadakan perjanjian jangka panjang gencatan senjata dan saling menghormati batas wilayah dengan Kekaisaran Byzantium.

Diplomasi lainnya yang dilakukan Mu'awiyah untuk mempertahankan kedaulatan Daulah Bani Umayyah ialah program transmigrasi dan asimilasi secara besar-besaran di wilayah eks Kekaisaran Persia.

Secara khusus, diplomasi di dalam negeri ini lebih dimaksudkan untuk menstabilkan kembali gerakan pemberontak yang ingin mengembalikan kejayaan Kekaisaran Persia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement