REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mendorong kampus-kampus menjadi laboratorium kepemimpinan. Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Kemahasiswaan Diktis Ditjen Pendidikan Islam, Ruchman Basori saat menjadi nara sumber Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo di Semarang.
"Menghadapi masalah-masalah kebangsaan yang sangat komplek, kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) hendaknya mampu meningkatkan peran dan fungsinya sebagai laboratorium kepemimpinan yang efektif bagi mahasiswa," kata Ruchman melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Ahad (28/4)
Menurutnya, kemampuan mempengaruhi orang lain untuk berperan memberi solusi atas persoalan-persoalan bangsa sangat penting dimiliki oleh mahasiswa saat ini. Mahasiswa harus mengasah kemampuan kepemimpinan agar mampu menggerakkan mahasiswa lainnya menjadi garda terdepan desiminasi moderasi beragama dan melawan berita hoax.
Ruchman mengaku prihatin dengan kurang efektifnya model kepemimpinan mahasiswa saat ini yang cenderung diam menghadapi kelompok yang kerap menyebarkan ujaran kebencian, berita bohong, dan membahayakan integritas bangsa. Kepada mahasiswa dia meminta agar mahasiswa jangan egois dan hanya berorientasi pada kuliah saja.
"Bangsa ini banyak berharap kepada mahasiswa untuk menjadi kekuatan penggerak pembangunan bukan hanya menjadi intelektual yang di ada menara gading," ujarnya.
Sementara, Wakil Dekan III Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo, Abdul Wahib berpandangan, kegiatan pelatihan kepemimpinan untuk mahasiswa dimaksudkan agar para aktivis organisasi intra kampus meningkat pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinannya. Supaya kemampuan tersebut bisa menjadi bekal kehidupan mereka di masa yang akan datang.
"Berharap melalui momen pelatihan kepemimpinan akan lahir para aktivis yang mempunyai kepedulian pada sesama dan dijadikan momentum untuk menempa diri agar siap memimpin orang lain," ujarnya.