Kamis 25 Apr 2019 15:00 WIB

Penguasa-Penguasa Muslim Berlomba Dirikan Madrasah

Walhasil, di kota-kota besar, berdiri lembaga pendidikan seperti madrasah.

Madrasah, ilustrasi
Foto: Nonang/Republika
Madrasah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA xxSejarawan Abu Shamah mengatakan, madrasah yang dibuat Nizam al-Mulk terkenal di seluruh dunia. Madrasah tersebut menjadi percontohan. “Tidak ada desa yang tidak memiliki sekolah yang memakai sistem al-Mulk,” jelasnya.

Karena sangat luasnya, intervensi negara pun mulai dilibatkan dalam beberapa pengawasan terhadap peng ajaran, seperti yang terjadi di Madrasah Nizamiyyah itu. Para penggagas sekolah harus mendapatkan izin dari khalifah setempat untuk memulai pengajaran pada penduduk lokal. 

Baca Juga

Tujuannya agar ada standar dalam kegiatan belajar dan mengajar. Setelah era rintisan Nizam al-Mulk, para penguasa seakan ber lomba membangun madrasah, seperti yang dilakukan Sultan Nuruddin, yang naik takhta pada 1148. Walhasil, di kota-kota besar negara Islam, berdiri lembaga pendidikan seperti madrasah, di antaranya di pusat kerajaan di Damaskus dan kotakota besar lainnya di Mesir.

Sosok Salah ad-Din menjadi tokoh pendidikan di negeri piramida itu. Ia mendirikan lima perguruan tinggi di Kairo. Selanjutnya, sebanyak 26 madrasah ia bangun. Langkah ini diikuti oleh para pengikutnya dan kemudian juga penguasa berikutnya. Madrasah khusus bermunculan pula. Sebut saja madrasah bagi Muslimah hadir di Kairo pada 1237. Begitu pula di Damaskus.

Perintisnya ternyata putri dari Sultan Mamluk Tahir, sedangkan penggagas ide madrasah perempuan di Damaskus adalah Zamur rad, istri Nasir ad-Din Aleppo. Laju pertumbuhan kian cepat ketika pemerintahan Islam mengalami kejayaan. Dari catatan cendekiawan bernama Tawtah, kala itu ada 73 perguruan tinggi di Damaskus dan 41 di Yerusalem.

Selain itu, ada 40 unit di Baghdad, 14 di Aleppo, 13 di Tripoli, sembilan di al- Mawsil, da 74 di Kairo. Di luar kota tersebut juga ada berbagai institusi serupa di kota lain. Dalam The Arabic Book yang ditulis J Pedersen, terungkap jumlah lebih fantastis. Menurut dia, ada sekitar 1.500 madrasah di luar hitungan 150 madrasah di wilayah Damaskus.

Seiring perkembangan ini, seluruh wilayah kekuasaan Muslim, dengan pengecualian wilayah Spanyol dan Sisilia, terjadi perubahan mendasar dalam bidang pendidikan. Jejaring perguruan tinggi dengan beragam kapasitas memenuhi kebutuhan pendidikan bagi puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu siswa saat itu.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement