REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Salah satu program unggulan Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah Dai Tangguh. Dai Tangguh adalah para dai yang dibina oleh BMH kemudian diterjukan untuk berdakwah dan berkhidmat di berbagai daerah di Indonesia.
“Para Dai Tangguh BMH tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Terdalam) dan berbagai daerah lainnya, baik di kota maupun desa hingga wilayah hutan, pegunungan dan pantai,” kata Wakil Direktur Utama Laznas BMH, Supendi, Senin (15/4).
Supendi menambahkan, program Dai Tangguh dirintis sejak tahun 2001. Hingga saat ini, Laznas BMH telah mengirimkan ribuan Dai Tangguh ke 34 provinsi dan 200-an kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
“Perjuangan dan dakwah para Dai Tangguh itu luar biasa. Mereka menghadapi berbagai tantangan, suka dan suka, bahkan terkadang harus melintasi bahaya. Karena itu, Laznas BMH berniat membukukannya, agar menjadi inspirasi bagi para pendakwah maupun masyarakat pada umumnya,” ujar Supendi.
Untuk itu, kata Supendi, Laznas BMH akan memilih sekitar 30-35 orang Dai Tangguh untuk berbagi pengalaman hidup dan perjuangan mereka. “Sebanyak 30-35 Dai Tangguh itu mewakili seluruh provinsi tempat para Dai Tangguh berkiprah,” tuturnya.
Penulisan buku ini, kata Supendi, sebagai apresiasi atas perjuangan para Dai Tangguh. “Buku ini juga sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban Laznas BMH kepada para donatur/muzakki yang telah mendukung kegiatan BMH dalam bidang sosial, dakwah dan pendidikan,” papar Supendi.
Untuk mengerjakan penulisan buku Dai Tangguh, kata Supendi, BMH menggandeng Irwan Kelana, redaktur senior Republika. “Kami memilih Mas Irwan Kelana, karena ia berpengalaman menulis buku biografi, profil perusahaan, buku-buku Islam, hingga buku cerpen dan novel,” ujar Supendi.
Direktur Markom BMH, Suwito Fatah menambahkan, penulisan buku ini ditargetkan selesai dalam waktu dua setengah bulan. “Kami menargetkan buku ini bisa terbit pada bulan awal Juli 2019, atau sebulan sebelum Idul Adha 1440 H,” kata Suwito Fatah.