REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengimbau seluruh warga negara untuk menggunakan hak pilih. Tidak hanya itu, dia juga meminta mereka untuk memilih dengan nalar dan nurani yang bersih.
Dengan begitu, warga dapat memilih secara bijak calon presiden, calon wakil presiden, serta para calon wakil rakyat yang akan duduk di DPD, DPR dan DPRD. Ketum PBNU itu juga menyarankan, pilihlah calon yang memenuhi kriteria seperti profetik serta empat sifat kenabian. Yaitu, jujur (sidik), menyampaikan (tabligh), amanat (amanah) dan cerdas (fathanah).
Menurut Kiai Said, empat kriteria tersebut mesti ada dalam diri seorang pemimpin yang ideal. Maka dari itu, lanjut dia, PBNU menyarankan agar warga memilih pemimpin yang cerdas, bertanggung jawab, dan jujur.
"Boleh kita ringkas (jadi) ideal, di samping ideal adalah memiliki kecerdasan dan tanggungjawab dan kejujuran, di samping berani menyampaikan apa yang ada ke publik," kata KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Senin (15/4).
PBNU juga menyerukan seluruh warga yang memiliki hak pilih tidak mengikuti golongan putih (golput). Sebab, NU memandang pemilu merupakan mekanisme yang sah berdasarkan hukum negara dan agama. Pemilu juga sebagai jalan untuk mengangkat dan memperbaharui mandat kepemimpinan politik (nashbul imamah).
Kiai Said juga mengajak kepada seluruh jajaran penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu, DKPP dan Sentra Gakkumdu untuk menjamin penyelenggaraan pemilu seadil-adilnya. Demokrasi yang bermartabat hanya dapat terwujud melalui kejujuran dan integritas.
"Tindak dan jangan pernah berkompromi dengan politik uang yang terbukti merusak demokrasi dan menimbulkan cacat legitimasi," ujarnya.
PBNU mengajak peran serta seluruh warga negara menyukseskan penyelenggaraan pemilu yang bersih, jujur dan adil dengan menggunakan hak pilihnya. Pemilu yang jurdil adalah wasilah mewujudkan tujuan dan cita-cita nasional.