Kamis 11 Apr 2019 12:41 WIB

Kisah Keseriusan Generasi Sahabat Bertobat

Para sahabat sadar betul akan sanksi dari Allah jika berbuat kesalahan.

Tobat (ilustrasi).
Foto:

Ia kemudian pergi ke masjid dan mengikatkan tubuhnya pada salah satu tiang. "Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga mati atau Allah mengampuni dosaku itu," ujarnya lirih.

Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum, sehingga tak sadarkan diri, kemudian Allah mengampuninya. Lalu, ada yang menyampaikan berita itu kepadanya, "Wahai Abu Lubabah, Allah telah mengampuni dosamu."

Ia berkata, "Tidak. Aku tidak akan membuka ikatanku sebelum Rasulullah datang membukanya."

Tak lama setelah itu, Rasulullah pun datang membukanya. Abu Lubabah berkata kepada beliau, "Kiranya akan sempurna taubatku, kalau aku meninggalkan kampung halaman kaumku, tempatku melakukan dosa. Dan, aku akan menyumbangkan seluruh hartaku."

Rasulullah SAW menjawab, "Kau hanya dibenarkan menyumbang sepertiganya saja." Atas sikapnya itu, wajar bila Abu Lubabah termasuk dalam kategori penduduk Madinah yang berakhlak mulia, seperti tergambar dalam surah al-Hasyar ayat 9.

“Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. " (QS al-Hasyr: 9).

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement