REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Affan merupakan salah satu sahabat utama di sisi Rasulullah SAW. Sosok berjulukan Dzu Nurain itu memiliki karakteristik khas yang menjadi keutamannya. Hal itu ditegaskan sendiri oleh Nabi SAW.
Ada satu kisah yang menggambarkan sifat mulia itu. Sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA, suatu kali ayahandanya--Abu Bakar ash-Shiddiq--meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW.
Saat itu, Nabi SAW sedang berbaring. Demi menyambut Abu Bakar, beliau shalallahu 'alaihi wasallam pun menjawab salamnya. Posisi beliau tetap di atas tempat tidur, tetapi bagian gamisnya sedikit terangkat, sehingga menampakkan sebagian betisnya.
Usai berbincang-bincang, Abu Bakar pun pamit. Tak lama kemudian, Umar bin Khaththab minta izin untuk menemui Rasulullah SAW. Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, Umar pun ikut pamit pergi dari rumah Nabi SAW.
Setelah itu, kini giliran Utsman bin Affan yang ingin bertemu Rasulullah SAW. Setelah memberi izin, Aisyah memerhatikan suaminya itu kini mengubah posisi duduknya, sehingga betisnya yang tadinya tersingkap, menjadi tertutup.
"Wahai Rasulullah, engkau tidak bersiap begitu bagi kedatangan ayahku (Abu Bakar) dan Umar," tanya Aisyah.
"Utsman merupakan seseorang yang pemalu. Bila dia masuk, sedangkan aku masih berbaring, pasti dia malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang, padahal belum dia menyelesaikan keperluannya. Wahai, Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seseorang yang dimalui (disegani) oleh para malaikat?" jelas Rasulullah SAW.
Demikianlah, Nabi SAW menerangkan, bahkan para malaikat pun bersikap malu terhadap Utsman. Sifat itu merupakan teladan bagi umat Islam. Sebab, hal itu sendiri diajarkan oleh baginda shalallahu 'alaihi wasallam. Dalam sebuah hadis, Rasul SAW bersabda, "Malu tidak menimbulkan sesuatu kecuali kebaikan."
Dan terkait sifat mulia ini, Nabi SAW memuji Ustman bin Affan. Ya, bahkan para malaikat pun segan terhadapnya lantaran perangainya yang pemalu itu.