Kamis 04 Apr 2019 20:20 WIB

Mumtaz Mahal Pendamping Setia

Mumtaz selalu mendampingi suaminya, Shah Jahan.

Taj Mahal
Foto:

Kala itu, Shah Jahan memutuskan untuk sementara bertahan di Burhanpur, menuntaskan kampanye militer di sana. Di sela-sela waktunya, ia mulai merencanakan rancangan dan bangunan yang cocok sebagai mausoleum dan pemakaman di Agra bagi istrinya. Butuh 22 tahun menyelesaikannya. Bangunan itu adalah Taj Mahal.

Taj Mahal menjadi tanda kedalaman cinta Shah Jahan terhadap istrinya. Sejumlah sumber mengungkapkan, menjelang ajal Mumtaz menyampaikan permintaan terakhir kepada suaminya untuk membangun sebuah simbol cinta untuknya. Kemungkinan, Taj Mahal merupakan pemenuhan atas permintaan mendiang istrinya itu.

Mumtaz Mahal lahir di Agra pada April 1593 dari keluarga Persia. Ia anak perempuan Abdul Hasan Asaf Khan. Ia terlahir dengan nama Arjumand Banu Begum. Ia keponakan Ratu Nur Jehan yang menjadi istri Jahangir. Ia mempunyai adik, Parwar Khanum, yang menikah dengan Syekh Farid, anak laki-laki Gubernur Badaun, Nawab Qutubuddin.

Pada 1607, Pangeran Khurram yang dikenal dengan sebutan Shah Jahan, bertunangan dengan Arjumand Banu Begum, kala itu baru berusia 14 tahun. Lima tahun kemudian, yaitu pada 1612, Ebba Koch mengungkapkan, setelah pesta pernikahan, Shah Jahan memilihkan nama baru bagi istrinya, Mumtaz Mahal.

Mumtaz merupakan istri ketiga. Namun, cinta Shah Jahan lebih dicurahkan kepada Mumtaz. Meski demikian, dia tetap bertanggung jawab dan memenuhi kebutuhan dua istri lainnya, juga kebutuhan anak-anak mereka. Hal ini diungkapkan oleh Motamid Khan, penulis kronik kerajaan yang terekam dalam Iqbal Namah-e-Jahangiri.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement