Senin 01 Apr 2019 22:14 WIB

Awal Kemunculan Cheng Ho

Cheng Ho disebut bernama asli Ma He alias Muhammad He.

Patung Laksamana Cheng Ho
Foto: Antara
Patung Laksamana Cheng Ho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam era Dinasti Ming, lahirlah sosok yang kelak dikenang sebagai Laksamana Zheng He atau Cheng Ho (1371-1433). Nama aslinya adalah Ma Sanbao.

Beberapa riwayat menyebut nama lain, yakni Ma He. Kata Ma menunjukkan identitas Muslim. Sebab, itulah pelafalan Cina untuk menyebut Muhammad. Cheng Ho berasal dari keturunan ningrat Muslim asal suku Hui. Kakeknya, Char Midina, dan ayahnya, Milijin, merupakan tokoh yang dihormati masyarakat setempat. Usai beribadah haji ke Makkah, masing-masing bergelar Haji Ma.

Baca Juga

Saat Lan Yu dan Mu Ying menyerang Yunnan, dua panglima Dinasti Ming itu menculik orang-orang ningrat setempat, termasuk Cheng Ho. Dia lantas dibawa ke Nanjing dan kemudian menghadap Kaisar Zhu Yuanzhang. Atas perintah sang kaisar, Cheng Ho dikirim kepada salah seorang putra mahkota di Yan, Zhu Di.

Saat pecah pemberontakan Zhu Yun yang mengancam Yan, Cheng Ho berpihak pada kubu Zhu Di. Caranya dengan menunjukkan bakat kemiliteran yang hebat dalam merancang strategi melumpuhkan kekuatan kubu Zhu Yun. Usai peperangan, Zhu Di mengganjar Cheng Ho dengan jabatan penting sebagai bentuk balas jasa. Beberapa tahun kemudian, Cheng Ho dinilai cukup mumpuni untuk kembali ke Nanjing demi mengabdi kepada kaisar Dinasti Ming.

Dalam buku Muslim Tionghoa: Cheng Ho karya Prof Kong Yuanzhi (suntingan Hembing Wijayakusuma), dijabarkan riwayat pahlawan Cina ini semenjak di Nanjing. Atas perintah sang kaisar, Cheng Ho memimpin armada laut Dinasti Ming ke lebih dari 30 kerajaan di penjuru dunia. Ekspedisi besar ini dilakukannya dalam kurun waktu 28 tahun (1405-1433) dan melintasi perairan Nusantara, Samudra Hindia, Laut Merah, pesisir Afrika Timur, dan Arab.

Berbeda dengan pelayaran yang dirintis pelaut-pelaut Eropa menjelang Abad Kolonialisme, armada Cheng Ho tidak bertujuan monopoli dagang atau penjajahan. Kekaisaran Ming menghormati kedaulatan tiap-tiap penguasa setempat yang didatangi Cheng Ho. Tokoh Muslim ini lebih sebagai utusan sang kaisar untuk memperkenalkan kemajuan dan ketinggian budaya Dinasti Ming kepada negeri-negeri luar. Tujuannya adalah peningkatan hubungan diplomasi dan perdagangan mereka dengan Cina.

Pada masa itu, Cina memproduksi pelbagai bahan unggul, semisal kain sutra, porselen, alat besi, dan sebagainya. Sementara itu, Cina juga membutuhkan komoditas dari luar, umpamanya rempah-rempah (Nusantara/Afrika Timur), parfum (Arab), perhiasan, dan lain-lain. Berkat ekspedisi Cheng Ho, hubungan menguat antara Cina dan negeri-negeri di sekitar Samudra Hindia serta Laut Cina Selatan.

Sekitar 30 negeri yang disinggahi Cheng Ho lantas mengirimkan utusannya masing-masing ke Nanjing untuk membalas kunjungan Cheng Ho. Sepuluh di antaranya bahkan merupakan raja-raja setempat. Misalnya, pada 1417 Raja Sulu (Filipina) yang juga seorang Muslim, mengunjungi Cina.

Raja ini menemui ajalnya di sana lantaran sakit. Jasadnya dimakamkan dengan penghormatan di Dezhou, Provinsi Shandong.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement