Selasa 05 Mar 2019 16:00 WIB

Ilmuwan Dunia Abad Pertengahan Berkumpul di Dar Al-'Ilm

Para ilmuwan dunia disambut dengan baik di sana, dan tidak terkekang oleh tekanan.

Rep: Rahma Sulistia/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama lebih dari 100 tahun, Dar al-'Ilm dikenal di seluruh dunia sebagai pusat pembelajaran para astronom, matematikawan, ahli tata bahasa, ahli logika, ahli fisika, ahli filologi, ahli hukum, dan ahli ilmu lainnya. Para ahli ilmu pengetahuan yang jenius tersebut kerap melakukan penelitian, memberikan ceramah, dan berkolaborasi di Dar al-'Ilm.

Para ilmuwan dunia disambut dengan baik di sana, dan tidak terkekang oleh tekanan politik atau pengaruh partisan. "Tidak ada bukti bahwa Dar al-'Ilm pernah berfungsi sebagai institusi propaganda. Itu benar-benar dibuat hanya sebagai akademi publik," kata sejarawan University of Chicago, Paul Walker.

Baca Juga

Ada dua ilmuwan berpengaruh yang lahir dari Dar al-'Ilm. Pertama, Ibnu Haytham, ilmuwan yang ahli di bidang astronomi, matematika, sekaligus filsafat. Kedua, Abdul Rahman bin Yunus, pakar astronomi yang hidup pada akhir abad ke-10 dan awal ke-11.

Grafik, tabel, eksperimen, dan penelitian empiris yang mereka lakukan banyak dijadikan acuan dalam karya para ilmuwan dan pemikir di Eropa saat ini. Namun, aset ter besar Dar al-'Ilm adalah pemikiran-pemikiran jenius yang teruji, seperti Ibnu Haytham yang hari ini dijuluki Bapak Optik Modern.

Lahir di Basra, Irak, pada tahun 965 Masehi, Ibnu Haytham pernah didapuk sebagai perdana menteri. Namun ternyata, ia lebih memilih sains daripada politik. Ia kerap menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari teori-teori Aristoteles, Euclid, dan ilmuwan Yunani lainnya, sembari mengembangkan gairahnya sendiri dalam bidang matematika, fisika, dan astronomi.

Sementara, Abdul Rahman bin Yunus lahir antara tahun 950 dan 952 Masehi di Fus tat, salah satu kota besar di Mesir. Menurut al-Musabbihi, ia tidak seperti profesor pada umumnya. Abdul Rahman bin Yunus meru pakan orang yang terkadang ceroboh dan bahkan sangat unik dalam berpakaian dan berpenampilan. Meski demikian, ia terlihat se perti orang yang mampu menampar kebahagiaan bagi orang lain. Pengamatannya tajam dan mampu mencatat serta menghitung pergerakan langit.

Selama masa kejayaannya di paruh pertama abad ke-11, Dar al-'Ilm telah berhasil meningkatkan penyebaran ilmu pengetahuan pada zaman itu. Meski unik dalam beberapa hal, Dar al-'Ilm bukanlah yang pertama disebut sebagai 'rumah ilmu pengetahuan'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement