REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyiddin Junaidi menyebut, ada ketakutan pada segelintir masyarakat Barat akan kemajuan Islam. Mereka merasa akan tersingkir jika Islam berkembang.
Mereka merasa terancam jika tadisi-tradisi yang bertentangan dengan Islam de ngan sendirinya akan sirna. Ketika Islam maju, mereka tidak leluasa melakukan kegiatan yang antimoral dan bertentangan dengan nilai Islam.
Dia menilai, penyebab Islamofobia ini meningkat karena tiga hal. Pertama, yaitu faktor geopolitik. Alasan kedua, yakni kemiskinan yang melanda umat Islam dan negara Islam.
Kiai Muhyiddin menyebut, orang yang pengetahuannya terbatas akan mudah dijadikan sebagai objek politisasi pihak-pihak tertentu. Orang-orang ini bisa dijadikan agen anti-Islam dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang cenderung buruk dan mementingkan pihak yang berkuasa.
"Karena itu, kita tidak boleh miskin dan bodoh. Jika dua hal ini ada dalam suatu negara, di sana bisa muncul berbagai macam konflik," ujarnya.
Terakhir, Kiai Muhyiddin mengingatkan umat untuk tidak mudah terprovokasi oleh siapa pun yang bertujuan menjatuhkan umat Islam. Umat di manapun cinta damai dan bukan anti perdamaian.