Selasa 26 Mar 2019 14:23 WIB

Erdogan Sebut Hagia Sophia Bisa Kembali Jadi Masjid

Hingga saat ini, status Hagia Sophia adalah museum.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Hasanul Rizqa
Hagia Sophia di Turki
Foto: News
Hagia Sophia di Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mewacanakan perubahan status Hagia Sophia. Dia menyebut, bangunan bersejarah di Istanbul itu mungkin saja difungsikan kembali sebagai masjid, alih-alih museum seperti saat ini. 

Hal itu disampaikannya dalam sebuah wawancara di stasiun televisi. Erdogan juga menyambut baik rencana menggratiskan tiket masuk ke Hagia Sophia. Dengan begitu, masyarakat dari agama manapun dapat berkunjung ke sana secara cuma-cuma, sebagaimana kunjungan ke Masjid Biru di sebelahnya.

Baca Juga

"Itu bukan tidak mungkin. Tapi kami tidak akan melakukannya dengan nama 'museum', melainkan 'masjid' Hagia Sophia," ujar Recep Tayyip Erdogan, seperti dilansir dari ArtDaily, Selasa (26/3).

Mantan wali kota Istanbul itu meneruskan, status Hagia Sophia dapat dikembalikan menjadi masjid setelah melalui pemilihan badan-badan lokal pada 31 Maret 2019 mendatang. Saat ini, tiket masuk museum Hagia Sophia berharga senilai 60 Lira atau setara 10 dolar AS.

Museum Hagia Sophia merupakan bangunan bekas gereja dan masjid. Status bangunan ini kerap memicu ketegangan antara umat Kristen dan Islam. Kalangan sekular juga kerap memprotes adanya kegiatan-kegiatan islami yang diadakan di sana, semisal pembacaan ayat-ayat Alquran atau shalat bersama.

Sementara itu, seruan agar museum Hagia Sophia difungsikan kembali sebagai masjid juga telah menyebabkan protes kalangan umat Kristen. Bahkan, persoalan sempat meluas menjadi ketegangan antara Turki dan Yunani.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengunjungi Hagia Sophia pada Februari lalu. Yunani telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas upaya mengubah status museum.

"Anda bisa merasakan beban sejarah di sini," kata Tsipras kepada AFP.

Sikap Erdogan sesungguhnya berubah-ubah. Pada 18 Maret lalu, dia menyebut tidak akan mendukung pengembalian status Hagia Sophia menjadi masjid. Sebab, hal itu dinilai dapat menimbulkan konsekuensi serius.

Erdogan sendiri sedang berkampanye untuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) menjelang pemilihan wali kota pada 31 Maret.

Namun, Erdogan kembali mengangkat isu tersebut pasca-insiden terorisme di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) lalu. Dalam pidatonya, dia sempat mengecam manifesto pelaku teror tersebut, yang antara lain menyebut, Hagia Sophia akan dibebaskan dari menara-menara masjid.

Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai sebuah gereja pada abad keenam. Wilayah Turki saat itu berada di bawah Kekaisaran Bizantium. Istanbul saat itu bernama Konstantinopel, yang juga sekaligus ibu kota kerajaan Kristen itu.

Setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Ottoman pada 1453, gereja tersebut diubah menjadi masjid. Ketika Turki memasuki masa republik di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk, maka Hagia Sophia dijadikan sebuah museum.

Sejak partai pendukung Erdogan berkuasa, muncul kekhawatiran dari para pendukung sekularisme, pemerintah akan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.

Namun, pengadilan tinggi Turki pada September 2018 lalu menolak permintaan sebuah asosiasi agar Hagia Sophia difungsikan sebagai tempat ibadah Muslim. Sebagai destinasi wisata, situs Warisan Dunia UNESCO itu menerima jutaan pengunjung setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement