Selasa 19 Mar 2019 16:00 WIB

Ilmu Sebagai Kunci Menguasai Peradaban

Umat Islam harus menguasai semua bidang keilmuan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Filsafat Islam (ilustrasi).
Foto:

Apa kontribusi filsafat untuk bangsa ini?

Jasa paling besar filsafat untuk peradab an manusia, termasuk di Indonesia, adalah tuntutannya agar setiap orang mampu dan mau berpikir dengan benar. Kemampuan dan kemauan berpikir ini akan menjadi kunci kejayaan suatu bangsa.

Jangan lupa, perkembangan suatu negara itu berawal dan ditentukan oleh gagasan-gagasan besar tokohtokohnya, dan kemampuan untuk melahirkan gagas an-gagasan besar itu terletak dalam kema hirannya berpikir/bernalar, semen tara bidang kajian yang secara intensif dan komprehensif membahas cara berpi kir yang tepat dan benar adalah filsafat.

Di sisi lain, sepanjang sejarah perkembangannya, filsafat telah melahirkan banyak tokoh dan gagasan besar yang pen ting dan influential dalam peradaban, baik dari tradisi Barat, Islam, Timur, dan lain sebagainya.

Akan sangat tidak bijaksana kalau kita mengabaikan begitu saja gagasan-gagasan besar itu karena stigma bahwa filsafat itu sesat dan merusak; karena pasti banyak manfaat dan 'mutiara' yang bisa diambil dari sana, meskipun tentu saja tetap harus dipilah dan dipilih 'kesesuaian'-nya dengan kehidupan kita.

Siapa filsuf Muslim yang harus diketahui pemikirannya?

Akan sangat subjektif kalau saya harus menetapkan filsuf Muslim siapa yang harus diketahui pemikirannya. Setiap filsuf dan gagasannya memuat kebenaran dan 'hik mah'-nya sendiri. Silakan setiap orang me milah dan memilih gagasan-gagasan mere ka semua, kemudian ambillah yang sekira nya kontributif, bermanfaat, dan maslahat bagi kehidupan mereka masing-masing.

Siapa saja yang hadir dalam Ngaji Filsafat?

Yang hadir dalam Ngaji tersebut sebagian besar anak-anak muda yang sebagian besar mahasiswa karena kebetulan letak Masjid Jenderal Sudirman ini berada di tengah-tengah kampus-kampus besar, seperti UIN, UGM, dan UNY. Meski demikian, peserta dari kalangan orang tua pun banyak juga yang hadir.

Sekarang berapa orang yang hadir dalam setiap pertemuan?

Sebenarnya, sejak Ngaji Filsafat ini dimulai, saya tegaskan ke teman-teman takmir untuk tidak terlalu peduli dengan jumlah yang hadir. Karena, memang harus diakui filsafat adalah 'makhluk langka' dan tidak banyak orang yang menganggapnya penting.

Saya ingatkan bahwa ngaji ini hakikatnya adalah belajar, bukan show. Jadi, sama sekali tidak tergantung dengan jumlah yang hadir. Bahkan, seandainya tidak ada yang hadir sekalipun, ngaji akan tetap kita ja lankan dengan mereka sendiri para takmir sebagai pesertanya. Namun, alhamdulillah, ngaji ini tidak pernah sepi. Kalau untuk sekarang, ya rata-rata 200 hadirin yang berkenan untuk mengikuti Ngaji Filsafat setiap malam Kamis di MJS.

Apa pentingnya Ngaji Filsafat di era saat ini?

Sebenarnya, tidak untuk Ngaji Filsafat saja. Di era saat ini, diperlukan banyak media dan aktivitas alternatif yang dapat mewadahi semangat mencari ilmu, semangat belajar, semangat menambah wawasan masyarakat secara positif. Hari ini, kita mungkin banyak sibuk dan terperangkap dalam isu-isu artifisial dan populer yang disuguhkan oleh media dan teknologi informasi masa kini.

Maka, diperlukan banyak terobosan-terobosan media dan aktivitas yang dapat 'mema lingkan' perhatian kepada yang lebih esen sial dan berguna untuk kehidupan dan peradaban kita, saat ini, dan di masa depan. Ngaji Filsafat kalau boleh ingin mengambil sedikit bagian dalam upaya besar itu, sekecil apa pun kontribusi yang bisa diberikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement