REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menanggapi sikap dan pernyataan senator dari Queensland, Fraser Anning. Seperti diketahui, politikus Australia itu baru-baru ini menyalahkan kaum Muslimin atas aksi terorisme di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang terjadi pada Jumat (15/3) lalu.
Menurut Helmy, pernyataan Anning itu tidak berdasar sama sekali. "Pernyataan Anning adalah pernyataan tendensius dan tidak mendasar sama sekali. Pernyataan tersebut tidak berdasarkan fakta dan pernyataannya adalah rasial," jelas Helmy Faishal Zaini dlam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/3).
Karena itu, PBNU mengecam pernyataan Anning tersebut. Menurut Helmy, tidak sepantasnya seorang tokoh publik dan pejabat pemerintahan mengeluarkan statemen yang dapat memecah belah.
"Pernyataan Anning telah menggoreskan luka yang sangat dalam bagi umat Islam. PBNU mendesak Anning untuk mencabut pernyataan itu dan meminta maaf secara terbuka," ucapnya
Bagaimanapun, PBNU meminta umat Islam supaya tidak terprovokasi. Perlu untuk tetap berpikir jernih sehingga tidak terpancing melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, PBNU meyakini langkah diplomatis perlu dilakukan pemerintah RI. "Mendorong pemerintah Indonesia untuk menyampaikan protes keras kepada yang bersangkutan (Anning) sebagai bagian dari tanggungjawab diplomatik," kata Helmy.
Sebelumnya, senator dari Queensland Australia Fraser Anning telah mendapat lemparan telur mentah di kepalanya. Serangan itu dilakukan seorang pemuda saat Anning memberikan keterangan pers.
Seperti dilansir dari Abc.net.au pada Sabtu (16/3), Anning dihujat atas pernyataannya yang menyalahkan Muslim atas aksi terorisme di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3) siang. Pada Sabtu, Anning mendapat serangan telur mentah tepat di kepalanya.