Jumat 15 Mar 2019 14:33 WIB

PBNU Kutuk Penembakan Brutal di Masjid Christchurch

PBNU menilai aksi penembakan brutal tersebut jauh dari akal sehat.

Rep: Mabruroh/ Red: Hasanul Rizqa
Polisi menjauhkan orang-orang  setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019).
Foto: EPA-EFE/Martin Hunter
Polisi menjauhkan orang-orang setelah penembakan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Masjid Al Noor di Deans Avenue di Christchurch, Selandia Baru, (15/3 2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua masjid di Deans Ave dan Linwood, Christchurch, Selandia Baru, menjadi sasaran penembakan brutal yang dilakukan sejumlah orang, Jumat (15/3). Saat itu, kedua rumah ibadah tersebut sedang diisi jamaah yang melaksanakan shalat Jumat. Puluhan orang meninggal dunia di lokasi kejadian.

Terkait itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras aksi penembakan tersebut. Menurut Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas, apa pun motif tindakan tersebut sangat biadab.

Baca Juga

“Tindakan yang bukan hanya sangat tidak berperikemanusiaan dan nilai agama, namun juga jauh dari akal sehat manusia itu sendiri. Dunia layak mengutuknya,” kata Robikin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/3).

Robikin berharap, aparat penegak hukum yang berwenang di Selandia Baru dapat segera menangkap para pelaku. Motif pelaku dalam melakukan aksi keji itu juga diharapkannya lekas terkuak.

“Pelaku segera dapat ditangkap hidup-hidup, sehingga diperoleh keterangan memadai siapa dan apa motifnya serta dapat diseret ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawaban,” kata dia.

Robikin mengharapkan, otoritas setempat dapat segera memulihkan keadaan, sehingga warga setempat dapat kembali merasa aman. “Saya juga berharap agar otoritas New Zealand (Selandia Baru) dapat mengambil kebijakan strategis lebih jauh untuk melindungi masyarakat,” ujar dia.

Sebelumnya, berita mengejutkan datang dari negeri kepulauan di sebelah tenggara Benua Australia itu. Empat orang yang diduga sebagai pelaku telah ditangkap dan ditahan kepolisian Selandia Baru. Mereka terdiri atas tiga pria dan seorang perempuan. Kendati demikian, juru bicara kepolisian di sana menekankan, tidak menutup kemungkinan akan ada pelaku lainnya yang ditangkap.

Hingga kini penyelidikan terhadap keempat terduga pelaku masih dilakukan. Karena itu, pihak kepolisian setempat tidak menyebut aksi penembakan di dua masjid itu sebagai serangan teroris. Bagaimanapun, situasinya diakui sangat serius.

"Kami saat ini berhadapan dengan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Selandia Baru. Ini sangat gawat, sangat serius," ujar Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush, Jumat (15/3).

Bush menyayangkan adanya video yang mendokumentasikan aksi penembakan tersebar di media sosial. Seorang pelaku bahkan melakukan live streaming ketika sedang membantai orang-orang tak berdosa di dalam masjid itu.

"Seharusnya (video) tidak di domain publik," ucapnya seraya menambahkan kepolisian akan berupaya menghapusnya.

Aksi penembakan di dua masjid di Christchurch terjadi saat umat Muslim di sana menunaikan shalat Jumat. Terdapat ratusan orang di dalam masjid, enam di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Selendia Baru dilaporkan telah berhasil menghubungi tiga WNI. Namun, tiga WNI lainnya belum diketahui kabarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement