Kamis 14 Mar 2019 17:17 WIB

Para Tokoh Agama Imbau Pemilu 2019 Penuh Adab

Para tokoh lintas agama berharap pemilu 2019 berlangsung damai.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
Para tokoh lintas agama menyampaikan keterangan pers bertajuk
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Para tokoh lintas agama menyampaikan keterangan pers bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung sekira satu bulan lagi diharapkan berlangsung kondusif. Hal itu disampaikan cendekiawan Muslim Prof Din Syamsuddin dalam konferensi pers para tokoh lintas agama di Jakarta, hari ini. Acara itu bertajuk "Wujudkan Pemilu Damai dan Beradab."

Sosok yang juga ketua kehormatan presidium Inter Religious Council (IRC) Indonesia itu menuturkan, pemilu merupakan agenda demokrasi yang seharusnya menjadi sarana dalam mewujudkan cita-cita nasional. Maka dari itu, agenda demokrasi ini perlu dilaksanakan secara beradab.

Baca Juga

"Karena itu, jangan sampai pemilu justru mendorong anak-anak bangsa untuk menampilkan ketidakadaban apalagi kebiadaban," kata Din Syamsuddin dalam jumpa pers itu di Jakarta, Kamis (14/3).

Menjelang hari pemungutan suara pemilu 2019, segenap bangsa Indonesia diharapkan selalu menjunjung tinggi adab dan kesantunan bersama. Meskipun berbeda pilihan politik, partai, atau bahkan kandidat presiden, sebaiknya hal itu tidak sampai menggoyahkan sendi-sendi persaudaraan di antara sesama bangsa Indonesia.

 

Demikian pula dengan para kandidat. Mereka diharapkan berlomba-lomba meraih simpati rakyat secara santun. "Ini hanya lomba berdimensi pesta demokrasi. Jangan kemudian kita tampilkan ketegangan karena ini bukan perang. Maka, para tokoh lintas agama mengajak umat untuk bersama-sama mewujudkan pemilu yang damai, rukun berkualitas dan beradab. Sekaligus juga tentu demokratis," jelas ketua umum PP Muhammadiyah 2005-2015 itu.

Sementara itu, di tempat yang sama Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Xs Budi S Tanuwibowo mengajak seluruh warga untuk menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2019. Budi juga mengimbau seluruh umat Khonghucu untuk tidak melakukan hal-hal yang kontraproduktif.

"Tanggal 17 April mendatang, kita semua sebagai warga bangsa Indonesia yang sudah punya hak pilih akan memilih wakil rakyat dan pemimpin untuk lima tahun ke depan. Maka wajib bagi kita untuk bersikap baik pula. Jangan sampai berbuat hal-hal yang kontraproduktif yang justru membawa Indonesia pada hal tidak baik, seperti perseteruan," papar Budi S Tanuwibowo.

Dia mengaku sepakat dengan Din Syamsuddin. Dalam arti, penegasan pemilu bukanlah suatu peperangan. Demokrasi menjadikan masyarakat punya hak dalam memilih wakil dan pemimpinnya. Karena itu, momen pemilu kali ini harus dilakukan dengan cara yang baik.

"Dan semoga kita semua bisa menjadi insan yang dewasa yang lebih mengutamakan keutuhan bangsa ini," papar dia.

Konferensi pers itu dihadiri beberapa tokoh agama maupun perwakilan dari organisasi keagamaan. Selain Din Syamsuddin dan Budi S Tanuwibowo, turut hadir pula Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi, perwakilan dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Krise Gosal, perwakilan dari PHDI Nyoman Udayana, perwakilan dari Permabudhi Philip K Widjaja, dan perwakilan dari KWI Romo Dion Manopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement