REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat masyarakat untuk belajar bahasa Arab ternyata sangat tinggi. Untuk mengakomodir keinginan itu, Lembaga Bahasa dan Ilmu Alquran (LBIQ) pun membuka kelas belajar. Pengajaran yang diberikan tidak hanya bahasa Arab tapi juga membaca Alquran. Bekerjasama dengan Jakarta Islamic Center, kegiatan ini mulai berjalan akhir Februari 2019.
"Yang mendaftar untuk kedua kegiatan tersebut mencapai 6.000 orang. Domisilinya baik dari Jakarta maupun yang luar Jakarta seperti Tangerang, Depok, Bekasi dan Bogor," ujar Ketua LBIQ, Akhmad Sonhaji, dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Kamis (28/2).
Karena keterbatasan tempat belajar, maka peserta terlebih dahulu dilakukan tes kemampuan, minat, dan keinginannya. Selain di JIC, tempat belajar juga dilakukan di Masjid Baitul Muhyi Wali Kota Jakarta Timur, Masjid Raya Hasyim Asyari Jakarta Barat, dan di lantai 17 Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Selain itu mereka juga memanfaatkan berbagai tempat seperti Johar Baru, kantor Dharma Wanita DKI Jakarta, dan beberapa masjid lainnya. Setelah melalui proses seleksi, peserta pembelajaran bahasa Arab dan pengajaran membaca Alquran akan ditempatkan sesuai wilayah masing-masing.
Pembelajaran yang dilakukan di LBIQ ini ada sepuluh kelas. Untuk di JIC ada 55 orang yang belajar Bahasa Arab dengan waktu belajarnya pada hari Senin dan Rabu. Sedangkan peserta pengajaran membaca Alquran sebanyak 89 orang dengan waktu belajarnya pada Selasa dan Kamis. Mereka akan melakukan 72 kali pertemuan selama setahun.
Materi yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Arab di antaranya tentang percakapan atau muhadastah, Nahwu, dan Shorof tingkat dasar. Sedangkan pembelajaran membaca Alquran meliputi fashohah, makhorijul huruf, tartil, dan nagham.
"Pengajar pada kegiatan ini merupakan para ahli di bidangnya. Mereka berasal dari UIN Jakarta, Institut Ilmu Alquran (IIQ), dan Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ)," lanjut Sonhaji.
Kepala Divisi Pendidikan dan Pengkajia Badan Managemen Jakarta Islamic Centre, Rakhmad Zailani Kiki, mengatakan pada Desember 2018 telah terjadi kesepahaman atau MOU antara Jakarta Islamic Centre dengan LBIQ. Rencana kerja sama pelaksanaan kegiatan pengajaran ini telah dilakukan sejak jauh hari. "LBIQ menyediakan peserta dan semua administrasi pelaksanaan, sedangkan JIC menyediakan ruang belajar," ujar Kiki.
"JIC sangat mendukung kegiatan ini. Karena memang sesuai dengan visi dan misi JIC yang memajukan keislaman dan keilmuan. Sebenarnya kegiatan serupa sudah ada tetapi peserta dan target yang berbeda," ujar Kepala Sekretariat Jakarta Islamic Centre, Ahmad Juhandi.