REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar Konferensi Internasional yang mengangkat tema besar “The History of Science in Islam”. Kegiatan ini untuk mengingatkan kembali bagaimana ilmu pengetahuan itu sesungguhnya pernah berjaya dan dimiliki oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim.
"Kita mengenal ilmu kedokteran juga bersumber dari ilmuwan Islam, ilmu astronomi perbintangan, ilmu matematika bahkan bersumber dari ilmuwan Islam, jadi adalah sebuah kewajaran kalau pada pagi hari ini Jakarta Islamic Centre ingin mengembalikan kejayaan itu dalam upaya-upaya programnya," kata Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, KH Muhammad Subki mengatakan, dalam siaran pers, Kamis (22/12/2022).
Menurut Subki, acara digelar bekerja sama dengan Universitas Kirikkale dan IBTAV (İslam Bilim Tarihi Araştırmaları Vakfı) Turki atau Yayasan Penelitian Ilmu Sejarah. Turut hadir juga putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Bilal Erdogan.
"Maka atas dukungan semua pihak khususnya para utusan, para tamu-tamu kita dari Turki, paling tidak langkah-langkah ini sudah mulai ditapaki oleh Jakarta Islamic Centre, mudah-mudahan memberikan manfaat yang besar untuk perkembangan umat Islam di Jakarta dan seluruh Indonesia," ujarnya.
Subki merasa Jakarta Islamic Centre mendapatkan kebanggaan atas kehadiran tokoh-tokoh penting dari negara Turki, "Tentu ini adalah sebuah kehormatan bukan saja untuk Jakarta Islamic Centre tapi untuk pemerintah DKI Jakarta, bahkan untuk pemerintah Indonesia," ujarnya.
"Semoga kerja sama ini terus berlanjut semakin baik dalam program-program keilmuan dan keislaman, mudah-mudahan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya," tuturnya.
Dalam kegiatan Konferensi Internasional tersebut juga terjalin kerja sama Universitas Kırıkkale (Türkiye) dan Jakarta Islamic Center (Indonesia) dalam kegiatan pendidikan dan penelitian yang kooperatif, untuk kepentingan bersama kedua institusi. Dalam MOU kerjasama tersubut menyatakan kedua pihak akan bersama-sama mengembangkan program pendidikan dan penelitian kooperatif untuk staf dan mahasiswa dari kedua institusi dalam kerangka perjanjian ini.
Kegiatan kerja sama yang tercakup dalam perjanjian ini dapat mencakup pertukaran staf dan mahasiswa, belajar di luar negeri, program penelitian kolaboratif, seminar dan lokakarya, dan program layanan.