REPUBLIKA.CO.ID,BANJAR --- Nahdlatul Ulama mendukung komitmen Vatikan dan Al Azhar tentang dokumen persaudaraan kemanusiaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Syekh Ahmed Al Tayeb pada awal Februari lalu. Hal itu disampaikan langsung ketua umum PBNU, K.H Said Aqil Siradj disela-sela sambutan pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Banjar, Jawa Barat.
“Dukungan itu didasarkan konsepsi persaudaraan yang dianut Nahdlatul Ulama berupa persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sebangsa dan setanah air dan persaudaraan sesama anak manusia,” kata Kiai Said Aqil pada Rabu (27/2).
Kiai Said Aqil mengatakan NU berpandangan dokumen persaudaraan kemanusiaan yang disepakati Vatikan dan Al Azhar merupakan bagian dari konsepsi persaudaraan yang telah diperjuangkan dan diimplementasikan NU sejak 35 tahun lalu. Menurutnya konsepsi persaudaraan tersebut dapat memberikan kontribusi untuk menghentikan permusuhan muslim dan non muslim di dunia. Selain itu menerima negara dan bangsa dan menolak khilafah.
“Menerima konstitusi dan tidak mempertentangkan dengan syariah dan mewujudkan perdamaian dunia,” katanya.
Sementara itu Munas dan Konbes NU dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo. Rencananya Munas dan Konbes akan berlangsung hingga 1 Maret. Sejumlah persoalan strategis menjadi pembahasan dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU antara lain RUU Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, bahaya sampah plastik, niaga perkapalan, bisnis money game, sel punca, politisasi agama, dan lain-lain. Andrian Saputra