Selasa 26 Feb 2019 14:25 WIB

Sampah Plastik Jadi Pembahasan di Munas dan Konbes NU

Masalah sampah plastik merupakan persoalan serius yang harus segera ditangani.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Nahdlatul Ulama
Foto: NU
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Beragam masalah yang dihadapi umat akan dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Kota Banjar, Jawa Barat.  Sampah plastik menjadi salah satu tema yang bakal diangkat sebagai persoalan untuk dibahas di Munas dan Konbes NU yang dimulai pada 27 Februari-1 Maret di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat.

Ketua Pelaksana Munas dan Konbes Eman Suryaman mengatakan kegiatan tersebut akan membahas beragam persoalan keumatan seperti sampah plastik, pajak perusahaan daring (online), kekerasan seksual, perusahaan air dalam kemasan yang menyebabkan kekeringan, hingga konsep Islam Nusantara.

Baca Juga

“Masalah sampah plastik merupakan persoalan serius yang harus segera ditangani. Memang dampaknya lambat-laun, tapi itu berkaitan langsung dengan kehidupan di muka bumi ini. Indonesia termasuk penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, terutama ke laut,” kata Eman dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/2).   

Para ulama, lanjut Eman, akan mengemukakan pendapat-pendapatnya untuk menjawab pertanyaan bagaimana hukum membuang sampah plastik yang menyebabkan terganggunya sistem di muka bumi ini? Bagaimana pula hukum perusahaan yang memproduksinya? “Para ulama akan membahas itu berdasarkan teks-teks kitab klasik yang salama ini diajarkan di pesantren-pesantren,” katanya.

Selain itu, di forum Konbes NU, akan dibahas persoalan internal NU pada komisi program, organisasi, dan rekomendasi. Munas Alim Ulama dan Konbes NU merupakan amanat konstitusi NU. Forum tertinggi di NU setelah Muktamar ini dalam satu periode kepengurusan (selama 5 tahun) harus diselenggarakan minimal 2 kali.

Munas-Konbes NU yang paling terkini dilaksanakan pada November 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perhelatan tersebut menghasilkan usulan strategis, antara lain soal distribusi lahan, fiqih disabilitas, etika dakwah di era digital, dan lain-lain. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement