Senin 18 Feb 2019 10:29 WIB

Muslimah Oklahoma Peringati Hari Hijab Dunia

Kegiatan ini untuk membawa wanita Muslim dan non-Muslim saling mendukung.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Wanita Muslimah memeringati Hari Hijab Sedunia
Foto: Aa.com
Wanita Muslimah memeringati Hari Hijab Sedunia

REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA --- Para Muslimah berkumpul di Aloft Hotel. Mereka mengenakan syal tradisional dan beberpa di antaranya melengkapinya dengan aksesoris yang berkilau sehingga menyita perhatian.

Mereka berkumpul untuk memeringati hari hijab sedunia yang diselenggarakan baru-baru ini oleh Dewan Hubungan Islam Amerika Cabang Oklahoma (CAIR-OK). Momentum itu juga diperingati oleh Universitas Oklahoma di mana para anggota asosiasi mahasiswa Muslim di sana mendirikan stand hari hijab sedunia.

Baca Juga

Koordinator komuniatas CAIR-OK, Natasha Saya mengatakan sebagai mahasiswa Oklahoma, dia mengorganisir langsung kegiatan peringatan hijab sedunia itu. “Saya pikir sangat penting untuk mendukung Muslimah. Mereka menghadapi diskriminasi dari laki-laki karena mengenakan syal (hijab) itu,” tutur Natasha Saya seperti dilansir SFGate pada Senin (18/2).

Diektur Eksekutif CAIR-OK, Veroniva Soltani mengatakan berdasarkan statistik yang dikumpulkan CARI-OK hampir 30 persen kasus anti-muslim di Oklahoma terkait dengan jilbab. Dia pun mendorong Muslimah dan perempuan non-Mulim untuk mendukung mengenakan hijab.

Ada sekitar 140 perempuan yang menhadiri acara tersebut. Sebagian besar merupakan Muslimah namun ada banyak juga non-Muslim yang hadir di tengah kerumunan. “Perayaan ini untuk membawa wanita Muslim dan wanita dari agama lainnya untuk saling mendukung,” katanya.

Salah seorang Muslimah dari Oklahoma, Mauree Turner mengatakan turban yang dikenakannya sebagai jenis hijab. Sebab menurutnya hijab dalam bahasa arab berbarti menutupi. Menurutnya dengan mengenakan turban membantunya utuk melambangkan keyakinannya sebagai seorang Muslim.

Dia pun begitu bersemangat dalam kegiatan itu lantaran dinilai sangat penting untuk bisa berkumpul dengan komunitas itu. “Ini sangat penting karena kita dapat saling mendukung. Bagi Muslimah, anda harus berada di ruangan ini dengan orang-orang seperti anda, dan bagi yang non-Muslim, mereka pun bisa belajar bagaimana bersama,” tutur Tuner.

Janie Kirt Morris adalah sorang Kristiani yang menjadi salah satu peserta non-Muslim dalam acara tersebut. Dia pun sepakat dengan gagasan untuk mendorong dan memberdayakan perempuan.

Sementara itu, Melanie Eltruk yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut mengatakan di kalangan masyarakat alasan pertama mengenakan jilbab adalah untuk kesopanan. Padahal menurutnya, fondasi di balik jilbab adalah agar menunjukan bahwa pemakainya merupakan seorang yang bangga dengan agama Islam.

“Ketika kita mengenakan jilbab hari demi hari, kita harus tahu siapa kita, dan siap untuk menjawab dan diakui sebagai wanita yagn beriman,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement