REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diutusnya Muhammad SAW sebagai nabi karena kondisi masyarakat Makkah waktu itu sangat jauh dari tuntunan agama. Mereka menyembah ber hala, melakukan seks bebas hingga mempraktikkan riba. Karena itu, zaman sebelum kenabian disebut sebagai zaman jahiliyah.
Ustaz Fachrudin Nu'man dalam kajian tematik "Imanmu Akhlakmu" di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum lama ini mengatakan, akhlak adalah fondasi penting bagi umat Islam. Itu pula Rasulullah diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak. "Perkara ini bingkai agama kita," ujar nya.
Orang akan diberikan dua pilihan terkait perkara ini antara dicintai dan dimjurkai Allah atau surge dan neraka. Jika mereka memegang teguh akhlak, maka Allah akan mencintainya dan memasukkannya ke dalam nera ka. Sebaliknya, mereka akan ke neraka jika dalam hidupnya tidak disertai dengan akhlak.
Menurut Ustaz Fachrudin, akhlak juga menjadi tolok ukur keimanan seseorang. Mereka yang menegakkan akhlak pada setiap langkah hidupnya menandakan mempunyai iman yang kuat. Akhlak akan berdampak baik kepada mereka yang meng gu nakannya. "Di mana saja nem pel (akhlak), indah, maka akan indah," katanya.
Allah dan nabi akan mencintai mereka yang sehari-harinya penuh dengan akhlak. Tidak ha nya itu, mereka juga akan dicintai sesama manusia. Oleh sebab itu, aga ma dibangun di atas keluruh an akhlak. Ustaz Fachrudin me negaskan agama seseorang akan semakin tinggi apabila akhlaknya juga tinggi.
Dia menyerukan supaya terus menjaga interaksi dengan Allah dengan akhlak baik. Sebagai umat beriman, untuk melaksana kan perintah Allah adalah cara interaksi baik dengan-Nya. Se lain itu, menjaga akhlak kepada Nabi pun wajib dilakukan oleh se tiap umat Islam. "Caranya meng ikuti perintah dan tuntunan nabi agar kamu bahagia, menjadikan Muhammad sebagai us watun hasanah," tutur dia.
Kemudian mengatur akhlak kepada antarsesama adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Misal nya, menjaga interaksi dengan kepada keluarga dan pemerintah. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah di masa hidupnya.
Namun, kata Ustaz Fachrudin, ada makna akhlak secara khusus yakni perangai seseorang hamba kepada sesamanya. Islam telah mengajarkan agar umatnya menjalani hidup dengan indah. Sebab, Islam adalah agama yang indah.Tetapi keindahan tersebut tidak akan muncul apabila me reka meninggalkan akhlak dalam interaksi sehari-harinya. Islam bah kan memerintahkan untuk men jaga akhlak kepada non- Mus lim.
Ustaz Fachrudin menambah kan orang yang menjaga akhlak adalah mereka yang murah de ngan kebaikan. Mereka juga mu dah menolong orang lain. Mereka akan selalu memudahkan orang lain. Kemudian orang berakhlak yaitu dia akan menahan diri dan tidak menyakiti orang lain. Me reka juga akan selalu menampak kan wajah ceria. Sehingga mem buat orang dihadapannya gem bira.
"Akhlak itu melakukan sesuatu yang terpuji kata Rasulullah," kata Ustaz Fachrudin menegaskan.
Ada banyak hadis yang menjelaskan tentang akhlak. Namun, kata Ustaz Fachrudin, akhlak mulia hanya terangkum kedalam empat hadis saja, antara lain siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka bicara yang baik atau diam. Untuk itu, stan dar kebaikan berada pada lisan yang dijaga.
Lalu mencintai saudara seperti mencintai diri sendiri adalah syarat utama agar keimanan tinggi. Selain itu, sebuah hadis juga memerintahkan agar tidak mudah marah. Termasuk meninggal kan sesuatu yang tidak bermanfaat. "Akhlak mulia anugerah tertinggi. Akhlak barometer iman. Akh lak mulia bisa mengejar ting gi nya orang dengan derajat ting gi," katanya.
Akhlak juga bisa membuat rezeki seseorang lancar dan pan jang umur serta hidupnya berkah. Seseorang yang mempunyai akh lak mulia akan dekat dengan Na bi ketika di akhirat nanti. Allah akan menjanjikan surga bagi mereka yang berakhlak mulia.