Jumat 15 Feb 2019 14:30 WIB

Pesantren di NTB Miliki Potensi Kembangkan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan unggulan di NTB

Santri pondok pesantren (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekretaris Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PWNW) Nusa Tenggara Barat (NTB) Irzani mengatakan pondok pesantren (ponpes) tidak sekadar tempat menimba ilmu pendidikan dan ilmu agama, melainkan juga memiliki potensi besar untuk pemberdayaan ekonomi, salah satu yang bisa dikembangkan di ponpes adalah sektor pertanian.

"Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan kita di NTB selain pariwisata sehingga untuk memaksimalkan sektor ini perlu pelibatan dan partisipasi banyak pihak," ujar Irzani di Mataram, NTB, Jumat (15/2).

Baca Juga

Irzani menilai, potensi pesantren bisa didorong sebagai salah satu penggerak pemberdayaan ekonomi yang lebih inklusif, termasuk melalui sektor pertanian. Terlebih, kata Irzani, jumlah pesantren di NTB ini cukup banyak dan sudah banyak menyumbang hal positif dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Irzani mengatakan secara nasional potensi besar yang dimiliki pesantren menjadi daya tarik untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia. Saat ini, lanjut Irzani, Kementerian Pertanian (Kementan) juga tengah melakukan kajian mendalam mengenai potensi apa saja yang bisa dikembangkan pesantren di sektor pertanian.

"Secara nasional Kementan sedang inventarisir berapa lahan yang dimiliki dan apa kebutuhan pesantren untuk pengembangan sektor pertanian ini," kata Irzani.

Irzani mengatakan, kepemilikan lahan pesantren yang cukup luas bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Apalagi komoditas tertentu bisa ditanam dan berproduksi di lahan-lahan yang tidak terlampau luas.

"Sementara pesantren didorong berpartisipasi di sektor pertanian, pemerintah pusat melalui Kementan serta pemda memfasilitasi dengan pemenuhan kebutuhan dengan pelatihan dan bimbingan teknis untuk para santri dan penyediaan bibit," ungkap Irzani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement