Ahad 15 Mar 2015 15:06 WIB

Lulusan Pesantren di NTB tak Lanjut Kuliah

Rep: c75/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian
Foto: Antara/Rudi Mulya/ca
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian "Kitab Kuning".

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rektor Universitas Mataram (Unram), Sunarpi mengatakan, lulusan dari pondok pesantren termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi. Namun, masih sedikit lulusan-lulusan pondok pesantren yang mengenyam pendidikan tinggi.

“Kami keliling ke pondok pesantren dan potensial lulusannya karena pendidikan di pondok pesantren yang berbasis keagamaan sangat baik. Namun, yang masuk ke perguruan tinggi masih sedikit dan banyak yang tidak melanjutkan,” ujarnya kepada wartawan pada akhir pekan lalu.

Menurutnya, adanya lulusan ponpes yang tidak banyak meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi dikarenakan rata-rata para lulusan berada di kalangan ekonomi ke bawah. Selain itu, akses informasi terhadap pendaftaran dan beasiswa di perguruan tinggi yang minim.

Selama ini, Sunarpi mengatakan, terdapat di kalangan masyarakat bahwa biaya kuliah di perguruan tinggi  sangat mahal. Sehingga, ketika masyarakat tidak mampu membiayai kuliah maka lebih memilik bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia atau Arab.

“Dari persentase tahun lalu, peminat di Unram mencapai 64 ribu. Sementara peminat dari NTB sekitar 18 ribu dari total 48 ribu lulusan SMA/Sederajat. Sisanya dari luar daerah. Ada paradigma soal biaya kuliah yang mahal,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement