Kamis 31 Jan 2019 15:14 WIB

NU Jaga Semangat Keindonesiaan

Nahdlatul Ulama (NU) peringati hari lahir (Harlah) ke-93

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Nahdlatul Ulama (NU) memperingati hari lahir (Harlah) ke-93 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, pada Kamis (3/1) hari ini. Acara yang diselenggarakan dua hari ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan akan dihadiri Panglima TNI dan Kapolri.

Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU sekaligus Ketua Tim Konsolidasi NU, Robin Emhas mengatakan, di hari ulang tahunnya ini NU terus mengokohkan semangat ke-Indonesia-an. "Alhamdulillah hari ini NU genap berusia 93 tahun. NU terus mengokohkan semangat ke-Indonesia-an," ujar Robikin kepada Republika.co.id, Kamis (31/1).

Robikin menuturkan, Indonesia bukanlah negara agama. Namun, kata dia, warga negara Indonesia tidak boleh ada yang tidak beragama. Menurut dia, konstitusi juga menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk dan menjalankan peribatannya sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

"Dengan demikian harus dikatakan dengan tegas, Indonesia bukan darul kufr (negara kafir). NU berpandangan bahwa Indonesia merupakan darussalam (negara damai). Karena itu tidak siapa pun boleh menjadikan Indonesia sebagai darul harb (kawasan perang), di medsos sekalipun," ucap Robikin.

Menurut Robikin, warga Indonesia tidak boleh mempertentangkan agama dengan negara. Kata dia, agama dan negara justru bisa saling memperkuat karena nasionalisme bagian dari agama (hubbul wathon minal iman).

Harlah NU ke-93 kali ini mengangkat tema “Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU”. Harlah ini menjadi momentum konsolidasi organisasi NU di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat pengurus besar hingga Anak Ranting NU.

Robikin mengatakan, konsolidasi NU sudah dimulai pertengahan tahun 2018, meliputi konsolidasi struktur, kultur dan program. Menurut dia, konsolidasi ini melibatkan secara aktif seluruh pemangku pondok pesantren, para kiai dan masyayikh, serta tokoh-tokoh NU kultural.

"Konsolidasi organisasi bertujuan agar NU, baik sebagai jam’iyah maupun Jama’ah siap menyongsong satu abad kelahirannya yang jatuh pada tanggal 31 Januari 2026," kata Robikin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement