Senin 28 Jan 2019 17:17 WIB

Berprasangka Baik kepada Allah SWT

Berprasangka positif seyogianya dilakukan ketika kita sedang mendapat nikmat

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berprasangka baik atau husnuzon kepada Allah SWT menjadi bagian dari ibadah hati bagi umat Islam. Berprasangka positif seyogianya dilakukan ketika kita sedang mendapat nikmat atau diterpa musibah.

"Prasangka baik kepada Allah SWT harus terus dilakukan. Jangan jadi orang yang berprasangka baik hanya saat mendapat ke nikmatan, namun tidak bisa melakukan itu ketika diberi sesuatu yang membuat kita bersedih," ujar Ustaz Aldi Ferdian kepada ja maah kajian di Masjid Nurul Amal Pasar Minggu, Jakarta, belum lama ini.

Ustaz Aldi menyebut, ada beberapa kondisi di mana husnuzan ini sangat diperlukan. Hal pertama, yaitu dalam menerima setiap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Menurut dia, takdir yang diterima manusia tidak selamanya baik, kadang kala umat akan menerima kesusahan. Ujian yang diberikan Allah juga tidak selalu bersifat buruk, ada ujian kenikmatan. Da lam setiap kondisi umat diharapkan tetap sabar dan tabah serta berprasangka baik atas apa yang sudah Ia siapkan.

Ustaz Aldi pun menjelaskan, Nabi SAW pernah menyebut sia pa ahli surga kepada para saha bat. Nabi menyatakan, yang pa ling banyak masuk surga adalah golongan orang-orang yang me miliki banyak keterbatasan da lam kemampuan, atau biasa dise but dengan orang miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement