REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Musim dingin masih berlangsung di sejumlah negara, termasuk Gaza, Palestina. Selain berjuang melawan serangan bombardir Israel, rakyat Gaza juga harus terus bertahan hidup dengan kondisi pangan yang sangat terbatas.
Hilangnya tempat tinggal hingga ladang, hingga harga bahan pangan yang terus melambung memaksa mereka terus bergantung pada bantuan solidaritas, yang tidak bisa dikatakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan warga Gaza. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah membuka kembali lahan produktif yang dapat dijadikan sumber pangan.
Lancarkan Serangan Fajar, Israel Tangkap 15 Warga Tepi Barat
Upaya ini telah dilakukan lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Selain mengirim bahan pangan berupa sayuran, terigu dan ayam potong, relawan ACT juga membantu petani Gaza merawat ladang, yang telah dipanen pada pertengahan Desember 2018 lalu.
Hasil panen tersebut nantinya juga akan didistribusikan untuk 500 warga Gaza Utara. Tumpukan karung terigu, bawang, sayur mayur hingga potongan daging ayam telah terkemas rapih di basecamp ACT di Gaza dan siap disalurkan.
Salah satu penerima bantuan, Khalida Za’nin, warga Beit Hanoun, Gaza mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih atas seluruh kepedulian Indonesia yang selalu memikirkan dan membantu warga Gaza.
“Saya berterima kasih kepada ACT dan warga Indonesia yang selalu memberikan bantuan untuk kami,” kata dia.