Jumat 04 Jan 2019 05:05 WIB

Menjaga Rahasia

mengunci erat rahasia akan menempatkannya dalam derajat manusia yang sempurna

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto:

Kisah lainnya juga pernah dinukil. Ketika tengah bermain bersama anak-anak, Anas bin Malik ra pernah didatangi oleh Rasululllah SAW.

“Setelah mengucapkan salam, beliau mengutusku untuk suatu keperluan sehingga ia terlambat pulang untuk me nemui ibunya, Ummu Salim. Setibanya di rumah, sahabat yang mendapat julukan khadim ar Rasul (pelayan Rasulullah) langsung mendapat pertanyaan dari ibunya perihal sebab keterlambatannya itu. “Apakah yang menahanmu hingga terlambat pulang?” tanya sang ibu.

Sahabat yang berasal dari suku Khazraj itu pun enggan menjawab. Cukup mengatakan bahwa ia terlambat sebab keperluan yang disuruh Rasulullah. Keperluan apa yang dimaksud? “Itu ra hasia,” katanya mengelak.

Ummu Salim memahami dan meminta agar ia tetap menjaga rahasia itu. “Janganlah kamu sekali-kali membuka rahasia Rasulullah SAW kepada siapa pun,” pinta nya.

Rahasia dalam bahasa Arab di sebut sirr. Informasi apa pun yang diperoleh seseorang dari koleganya ataupun institusi tempat ia bekerja, contohnya, adalah benda berharga yang harus tetap disimpan. Islam mengajarkan agar ti dak membuka dan mengumbarum bar rahasia.

Anjuran ini ber laku untuk semua dan di mana pun ia memegang fungsi. Seorang suami contohnya, berkewajiban menyimpan rahasi istri, anak, dan keluarganya. Demikian sebalik nya. Pada intinya, tiap anggota ke luarga memiliki kewajiban sa ma, yaitu menutup rapat rahasia.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement