REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ''Ukraina adalah salah satu negara Eropa. Muslim Ukraina adalah bagian dari komunitas Muslim Eropa,'' begitu tutur Presiden Federasi Organisasi Islam Eropa (FIOE), Shakib Benmakhlyuf.
Apa yang diutarakan oleh Benmakhlyuf merupakan salah satu cara untuk menekankan bahwa rakyat Ukraina lebih bertautan dengan Eropa dan bukannya Eurasia.
Keberadaan komunitas Muslim di wilayah negara bekas Uni Soviet ini sudah terlacak sejak abad ke-15. Pada masa itu, komunitas orang Tatar mendirikan sebuah negara di wilayah semenanjung Crimea (daerah selatan Ukraina--Red) yang dikenal sebagai negara Crimean Khanate.
Orang-orang dari suku bangsa Tatar inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya komunitas Muslim di Ukraina. Karena itu, mayoritas umat Islam di Ukraina berasal dari etnis Crimean Tatar yang tinggal di semenanjung Crimea.
Namun, karena invasi Rusia pada abad ke-18, wilayah kerajaan Crimean Khanate yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman berhasil ditaklukan. Penaklukan oleh Kekaisaran Rusia ini menyebabkan sekitar 160 ribu penduduk Muslim dari etnis Tatar terpaksa meninggalkan Crimea. Jadilah wilayah kantong Muslim ini dikuasai oleh Kekaisaran Rusia yang kemudian berganti nama menjadi negara Uni Soviet.
Pada saat berlangsungnya Revolusi Rusia, agama Islam dianut oleh sepertiga penduduk Crimea. Hampir semua kota besar di Crimea memiliki penduduk Muslim dalam jumlah signifikan.
Namun, ketika Stalin berkuasa, ia mengeluarkan kebijakan yang mendorong terjadinya deportasi massal terhadap warga Muslim Crimea di tahun 1944. Saat itu, hampir 200 ribu orang Crimea dideportasi ke kawasan Asia Tengah, seperti Uzbekistan, Kazakhstaan dan beberapa wilayah kekuasaan Rusia lainnya. Akibat deportasi ini, diperkirakan sekitar 45 persen dari seluruh umat Islam Crimea meninggal dunia karena kelaparan dan serangan penyakit antara 1944-1945.
Pada tahun 1967, pemerintahan baru Uni Soviet mengeluarkan keputusan yang memungkinkan dilakukannya repatriasi para warga Muslim Crimea ke tanah kelahiran mereka. Repatriasi tersebut baru terealisasi mulai tahun 1989.
Pengaruh kekuasaan Uni Soviet atas wilayah ini baru berakhir sesudah keruntuhan negara komunis tersebut pada tahun 1991. Sejak saat itu, Ukraina menyatakan diri sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka.
Sejak memerdekakan diri hingga kini, jumlah populasi Muslim di Ukraina terus bertambah. Mengacu pada hasil survei tahun lalu, jumlah penduduk Muslim di Ukraina mencapai dua juta jiwa dari total penduduk 47,5 juta jiwa. Selain bangsa Tatar, populasi Muslim Ukraina berasal dari rumpun bangsa Kaukasia dan Chechen yang merupakan kaum imigran.