Rabu 26 Dec 2018 04:45 WIB

KNRP Sebut Penyaluran Donasi ke Palestina Tersendat

Bantuan dicurigai diberikan untuk terorisme.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Bantuan makanan untuk Palestina
Foto: Rumah Zakat
Bantuan makanan untuk Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) menyebut penyaluran bantuan untuk rakyat Palestina terjadi kesendatan. Hal ini disebabkan oleh adanya tuduhan bantuan tersebut disalurkan oleh kelompok teroris. Ketua Umum KNRP Suripto mengatakan terhambatnya bantuan tersebut sudah dirasakan sejak dua tahun terakhir. “Kendalanya mereka ingin kontrol bantuan secara ketat, bantuan ini disampaikan rakyat Palestina ataukah disalurkan teroris,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (25/12).

Menurutnya, kecurigaan tersebut muncul sejak terjadi pemboman WTC pada 2002 silam, semakin meningkat kecurigaan pada Maret 2018 lantaran aksi Great Return Match. “Sejak perang berkecamuk di Timur Tengah bantuan menjadi seret, misalnya Saudi dengan Yaman kemudian perang saudara di Suriah mempengaruhi bantuan menjadi terhambat. Pertama, jalur menyampaikan bantuan tidak semudah sebelumnya. Kedua, penuh kecurigaan untuk tidak memberikan bantuan kepada Palestina dengan dalih sama saja membantu kaum teroris,” jelasnya.

Kendati demikian, pemerintah Indonesia dan KNRP terus berupaya memberikan bantuan kepada rakyat Palestina. Hal ini sesuai dengan amanat konsitusi bahwa membela negara yang masih dijajah. 

“Jadi buat kita yang penting bagaimana menyalurkan bantuan masyarakat yang menderita, berkaitan dengan kesehatan kami prioritaskan. Memberikan donasi, alat kesehatan, ingin mengerahkan dokter juga,” ungkapnya.

Bantuan pemerintah Indonesia dari Kementerian Luar Negeri memberikan bantuan dalam bentuk beasiswa dan juga memberikan pendidikan serta ketrampilan balai tenaga kerja. Bantua ini sudah berjalan lebih dari dua tahun.

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat Indonesia terutama kaum muslim dapat mengoptimalkan dan tergerak hatinya dalam membantu rakyat Palestina yang telah dijajah selama 70 tahun lamanya oleh Israel. “Kita mengharapkan kesadaran dan kepedulian optimal dari pemerintah Indonesia agar supaya NGO yang peduli terhadap masalah Palestina diberikan kelonggaran untuk bisa menyalurkan bantuannya melalui jalur resmi, jalur kedutaan kita, turut memfasilitasi dan mempermudah untuk bisa mereka menyampaikan bantuan itu ke Palestina, Tepi Barat maupun jalur Gaza,” ucapnya. 

Tak hanya itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia agar meningkatkan rasa kepeduliannya terhadap rakyat Palestina. “Karena hampir sebagian nabi berasal dari Palestina. Lalu Masjidil Aqsha, masjid suci ketiga jadi mestinya terbuka hatinya umat Islam di Indonesia terhadap pembelaaan dan kepedulian hal tersebut. Lalu penjajahan lebih dari 70 tahun, kita sesuai amanat konsitusi kita harus membela negara yang masih dijajah,” ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement