Kamis 20 Dec 2018 05:48 WIB

Mushala Al Hidayah Gelar Tabligh Akbar dan Santunan Yatim

Santunan berupa uang dan makanan diberikan kepada 110 anak yatim dan dhuafa.

Suasana pemberian santunan kepada anak yatim dan dhuafa oleh pengurus Mushala Al Hidayah.
Foto: Dok BPM Al Hidayah
Suasana pemberian santunan kepada anak yatim dan dhuafa oleh pengurus Mushala Al Hidayah.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Badan Pengurus Mushala  (BPM)  Al Hidayah dan Pengurus RW 16 Vila Nusa Indah 1, Depok, Jawa Barat menggelar acara tabligh akbar serta  santunan anak yatim dan dhuafa. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Mushala Al Hidayah, Ahad (9/12).

“Santunan berupa uang tunai dan  paket makanan itu diberikan kepada  110 anak yatim/dhuafa. Santunan juga diberikan kepada beberapa yayasan yang menaungi anak-anak yatim,” kata Ketua Pelaksana,   Dodi E Nur melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/12).

Ia menambahkan,  kegiatan tabligh akbar serta pemberian santunan kepada anak yatim dan dhuafa ini merupakan yang ketiga kalinya  dilaksanakan pengurus Mushala Al Hidayah. “Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini mendapatkan dukungan infak dari beberapa perusahaan dan donatur,” ujarnya.

photo
Ustaz Arifin Nugroho Lc  memberikan ceramah yang memotivasi para anak yatim dan dhuafa.

Dalam kesempatan tersebut, penceramah Ustaz Arifin Nugroho  Lc  mengemukakan, menjadi yatim itu sudah ditakdirkan Allah SWT. Satu alasan yang Allah SWT ingin berikan, agar anak yatim mampu menjadi anak yang tidak  bersandar kepada orang tua atau siapapun, tapi  menjadi anak yang hanya bersandar kepada Allah SWT.

Ustaz yang dikenal sebagai host acara Poros Surga di sebuah stasiun televisi ini mengingatkan kepada anak-anak yatim, untuk tidak berkecil hati dengan sebutan yatim ataupun dhuafa. Ia  juga mengingatkan, Rasulullah SAW adalah yatim sebelum beliau dilahirkan.” Bukankah Rasulullah SAW adalah panutan ananda?” ujarnya

"Saatnya kalian bergerak dan terus bergerak mengikuti jejak Rasulullah SAW. Jangan karena ananda yatim, ananda dhuafa kemudian menjadi diam. Berapa banyak yang tadinya anak yatim dan dhuafa, kini menjadi tokoh dunia, bahkan banyak yang mampu mengukir sejarah dunia dan Islam,"  tegas Arifin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement