Selasa 11 Dec 2018 17:57 WIB

Lembaga Zakat di Negara Minoritas Muslim Perlu Penguatan

Pengembangan lembaga zakat itu dilakukan dengan membuat program kerja sama.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Zakat Dunia atau World Zakat Forum (WZF) menyoroti lembaga zakat di negara-negara minoritas Muslim. Pada Konferensi Internasional WZF yang digelar di Melaka, Malaysia, setidaknya 11 resolusi dihasilkan dalam rangka memperkuat kerja sama zakat global.

Konferensi WZF ke-7 tersebut mengangkat tema 'Memperkuat Kerja Sama Zakat Global dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat'. Salah satu resolusi yang dihasilkan, ialah memperkuat kapasitas Organisasi Manajemen Zakat (OZM) di negara-negara minoritas Muslim. Selain itu, konferensi itu juga menyerukan semua negara Muslim termasuk anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan organisasi zakat di negara-negara minoritas Muslim untuk bergabung dengan WZF.

Deputi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), M Arifin Purwakananta, mengatakan konferensi itu juga membahas bagaimana anggota WZF juga diikuti lembaga-lembaga zakat di negara dengan minoritas Muslim. Diharapkan WZF bisa mengajak lembaga zakat di negara-negara seperti Amerika, Australia, Inggris, dan lainnya untuk bergabung dengan WZF. Namun ia mengatakan sudah ada wakil-wakil organisasi zakat dari Australia dan Inggris yang masuk dalam gerakan WZF.

"Sudah ada lembaga-lembaga zakat anggota WZF yang berasal dari negara minoritas Muslim, Inggris, Amerika, Australia. Kami akan mengarah kepada Jepang, Korea, di mana sudah ada potensi migran Muslim yang berada di negara-negara itu untuk bisa mengembangkan lembaga zakat," kata Arifin, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (8/12).

Arifin melanjutkan, langkah mengembangkan lembaga zakat tersebut salah satunya dilakukan dengan membuat program-program kerja sama dan saling berbagi pengalaman antar lembaga zakat. Harapannya, kata dia, percepatan penguasaan kapasitas lembaga zakat di dunia akan lebih cepat.

Dalam hal ini, ia mengatakan Baznas ingin sekali membagi pengalaman zakat di Indonesia yang sudah dianggap maju kepada lembaga zakat di seluruh dunia. Menurutnya, Baznas sendiri akan membuka diri untuk bekerja sama dengan lembaga zakat di berbagai negara minoritas Muslim untuk saling membagi pengalaman terbaik guna kemajuan pengelolaan zakat di negara masing-masing. Untuk negara Muslim yang saat ini dilanda konflik, Arifin mengatakan WZF sangat berhati-hati untuk masuk ke area konflik tersebut.

"Kami malah mengarah pada kerja-kerja promosi mengembangkan zakat di tempat-tempat yang lebih kondusif, agar fase memajukan zakat ini bisa lebih kuat dan fokus pada pengembangan zakat dan penguatan kerja sama lembaga zakat di dunia," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement