REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fajar Kurnianto
Manusia biasanya senang sekali dengan harta dunia. Karena terlalu senangnya, kadang sampai berlebihlebihan atau rakus dalam mendapatkannya. Nabi pernah berpesan kepada Hakim bin Hizam, Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu indah menggoda. Barang siapa yang tidak mengambilnya dengan rakus maka ia akan mendapati berkah. Barang siapa yang mengambilnya dengan rakus, maka ia tidak akan mendapati berkah; ia seperti orang makan yang tidak merasa kenyang (HR al-Bukhari).
Dalam kitab al-'Ilaj al-Qur'ani karya Muslih Muhammad dikisahkan, seorang laki-laki menemani Nabi Isa pergi ke suatu tempat. Di sebuah tepi sungai, mereka berhenti untuk beristirahat. Beliau lalu mengeluarkan tiga buah roti dan masing-masing makan satu. Setelah itu, beliau pergi ke sungai untuk minum. Saat kembali, ia tak melihat roti satunya lagi. Beliau bertanya, Siapa yang mengambil roti? Laki-laki itu menjawab, Tidak tahu. Mereka pun kembali meneruskan perjalanan.
Saat melihat seekor rusa dengan dua anaknya, beliau memanggil salah satunya lalu menyembelih dan memanggangnya, lalu memakannya. Selanjutnya, beliau berkata kepada rusa yang dipanggang, Bangkitlah (hiduplah) dengan izin Allah. Rusa itu pun bangkit, lalu beliau bertanya lagi, Demi Allah yang memperlihatkan ayat (mukjizat) ini kepadamu, siapa yang mengambil roti tadi? Laki-laki itu tetap menjawab, Tidak tahu.
Mereka pun meneruskan perjalanan hingga tiba di sebuah danau. Beliau lantas menggandeng tangan laki-laki itu dan mereka berjalan di atas air danau sampai di seberang. Kembali beliau bertanya, Demi Allah yang memperlihatkan ayat ini kepadamu, siapa yang mengambil roti itu? Ia tetap menjawab, Tidak tahu. Mereka pun meneruskan perjalanan hingga tiba di sebuah dataran rendah.
Beliau lalu mengumpulkan tanah, kemudian berkata, Jadilah emas, dengan izin Allah. Maka tanah itu pun berubah menjadi emas. Beliau lalu membaginya menjadi tiga bagian. Beliau berkata, Sepertiga untukku, sepertiga untukmu, dan sepertiga lagi untuk orang yang mengambil roti. Laki-laki itu sontak berkata, Akulah orang yang mengambil roti itu. Mengetahui itu, beliau pun berkata, Kalau begitu, semua emas ini untukmu.
Mereka pun berpisah. Laki-laki itu pergi sendirian dan bertemu dua orang di sebuah daerah. Melihat emas yang cukup banyak, dua laki-laki asing itu bermaksud merampoknya. Namun, laki-laki yang membawa emas berkata, Kita bagi tiga saja.
Sekarang, satu orang ke pasar untuk membeli makanan. Satu orang dari mereka pun bergegas ke pasar. Lalu, laki-laki yang membawa emas itu berkata, Untuk apa membagi emasnya dengannya, lebih baik untuk kita berdua saja. Jika dia datang, kita bunuh dia.
Laki-laki yang ke pasar ternyata juga berpikir, Buat apa dibagi, lebih baik aku racuni saja makanan ini sehingga mereka mati. Setelah kembali, kedua laki-laki itu langsung membunuh laki-laki yang dari pasar. Kemudian, memakan makanan yang telah diracun sehingga mereka mati.
Tinggallah emas itu tergeletak di tanah. Nabi Isa yang melintas di tempat itu melihat mereka yang telah mati, lalu berkata, Inilah akibatnya terlalu rakus dengan dunia, waspadalah. Demikianlah bahaya dan akibat buruk dari rakus harta dunia. Nabi pun mewanti-wanti, Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian. (HR al-Bazzar).
Kita tak dilarang menyenangi harta karena itu adalah sarana untuk beribadah dan beramal saleh. Namun, kita dilarang rakus harta dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, misalnya, dengan korupsi, mencuri, merampok, dan sejenisnya karena berbahaya dan buruk akibatnya. Wallahu a'lam.