Kamis 06 Dec 2018 05:00 WIB

Cara Abu Hanifah Meruntuhkan Kesombongan

Majelisnya menjadi perkumpulan ahli fikih yang dikenal dengan Mazhab Hanafi

Rep: c70/ Red: Agung Sasongko
sombong,angkuh,menang sendiri  (ilustrasi).
Foto:

Imam Abu Hanifah dilahirkan di Kufah pada 699 M. Ayahnya, Tsabit, adalah seorang pebisnis yang sukses di Kota Kufah. Karena itu, tidak heran kita mengenal Imam Abu Hanifah sebagai seorang pebisnis yang sukses pula mengikuti jejak sang ayah.

Jadi, ia tumbuh di dalam keluarga yang saleh dan kaya. Di tengah tekanan peraturan represif yang diterapkan gubernur Irak Hajjaj bin Yusuf, Imam Abu Hanifah tetap menjalankan bisnisnya menjual sutra dan pakaian-pakaian lainnya sambil mempelajari ilmu agama.

Sebagaimana kebiasaan orang-orang saleh lainnya, Abu Hanifah juga telah menghafal Alquran sedari kecil. Pada masa remaja, Imam Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit mulai menekuni belajar agama dari ulama terkemuka di Kota Kufah. Ia sempat berjumpa dengan sembilan atau 10 orang sahabat Nabi, semisal Anas bin Malik, Sahal bin Sa'd, Jabir bin Abdullah, dan lainnya.

Saat berusia 16 tahun, Abu Hanifah pergi dari Kufah menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke kota Nabi, Madinah al-Munawwarah. Dalam perjalanan ini, ia berguru kepada tokoh tabi'in, Atha bin Abi Rabah, yang merupakan alim terbaik di Kota Makkah.

Jumlah guru Imam Abu Hanifah sebanyak 4.000 orang. Di antaranya tujuh orang dari sahabat Nabi, 93 orang dari kalangan tabi'in, dan sisanya dari kalangan tabi' ut-tabi'in. Jumlah guru yang demikian banyak tidaklah membuat kita heran karena ia banyak menempuh perjalanan dan berkunjung ke berbagai kota demi memperoleh ilmu agama.

Ia menunaikan haji sebanyak 55 kali. Pada musim haji, para ulama berkumpul di Masjid al-Haram menunaikan haji dan untuk berdakwah kepada kaum Mus limin yang datang dari berbagai penjuru negeri.

Memerangi kesombongan Sejarawan asal Mesir, Syekh Ali Thantowi, suatu ketika pernah bercerita bahwa ada salah seorang ulama di Masjid Rushafah hendak memamerkan kemampuan intelektualnya. Dengan sombongnya, ia berkoar di hadapan para hadirin, Aku siap menjawab pertanyaan sesulit apa pun dari kalian!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement