Kamis 29 Nov 2018 16:00 WIB

Kesungguhan Sahabat Rasulullah Saat Beribadah

Allah akan menilai kesungguhan kita dalam menaati-Nya.

Ribuan Jamaah sedang melakukan shalat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta (ilustrasi)
Foto:

Iblis itu akhirnya berkisah. “Saat engkau terjatuh ketika hendak ke masjid, aku mendengar ucapan malaikat bahwa Allah telah mengampuni dosamu. Ketika engkau jatuh kali kedua, aku mendengar bahwa Allah telah mengampuni dosa keluargamu.

Aku takut, jika engkau terjatuh lagi, Allah akan mengampuni dosa orang-orang di sekitarmu,” kisah si Iblis. Itulah alasan yang membuat Iblis terpaksa membantu Ab dullah ke masjid dan pulang ke rumahnya agar tidak terjatuh lagi.

Itulah Abdullah bin Ummi Maktum yang karena kesungguhannya telah membuat iblis terpaksa melayani dan membantunya menunaikan ibadah. Abdullah hanya seorang laki-laki tua yang renta.

Ia tinggal sebatang kara. Ia juga buta sehingga sangat susah melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, segala kekurangan yang dimilikinya tak membuatnya manja menjalankan syariat Allah SWT.

Lihatlah kesungguhannya, ia tetap bertekad datang ke masjid kendati tak bisa melihat dan sering terjatuh. Ia tak ingin melewatkan syariat yang telah diperintahkan Allah SWT.

Lantas bagaimana dengan kebanyakan umat Islam saat ini yang masih bertubuh muda, tegap, dan kuat? Sering kali tubuh yang tegap dan kuat itu lalai menunaikan kewajibannya untuk menyembah Allah SWT. Ada saja alasan yang dibuat-buat untuk tidak ke masjid dan mengulur-ulur waktu shalat.

Tidak malukah tubuh yang tegap dan kuat itu kepada Abdullah bin Ummi Maktum? Masihkah tubuh yang tegap dan kuat itu mengaku beriman kepada Allah SWT? Dengan percaya diri, tubuh yang tegap dan kuat itu memproklamirkan diri nya sebagai orang saleh atau pejuang agama Allah SWT. Padahal, untuk me menuhi imbauan azan saja ia tak mampu.

Banyak orang yang kuat mengangkat beban yang sangat berat, namun mereka tak kuat mengangkat selimutnya untuk menunaikan shalat Subuh. Banyak orang yang kuat berlari berpuluh-puluh kilometer, namun mereka yang kuat melang kahkan kaki beberapa meter untuk menunaikan shalat di masjid.

Orang yang malas dan lamban untuk beribadah, maka keberkahan dan rahmat Allah SWT juga lamban untuk datang meng hampirinya. Ingatlah fi rman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai ia bertekad untuk mau mengubahnya.” (QS ar-Ra’d [13]: 11).

Tunjukkan terlebih dahulu kesungguhan dan kesalehanmu dalam beribadah. Perlihatkan bahwa dirimu adalah hamba- Nya yang taat dan saleh. Setelah itu, barulah hidayah dan berkah Allah SWT akan turun kepada hamba-Nya

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement